Senin, 23 Desember 2024 – 18:07 WIB
VIVA – Menurut informasi idikotapurbalinga.orgSalah satu masalah kesehatan yang banyak dialami sebagian masyarakat Indonesia adalah fobia darah atau hemofobia. Ketakutan ekstrim terhadap darah disebut hemofobia, juga dikenal sebagai fobia darah.
Baca juga:
IDI Kota Semarang yang mengenal penyakit gondongan memberikan informasi pengobatannya
IDI adalah singkatan dari Ikatan Dokter Indonesia. Organisasi ini merupakan wadah profesi dokter di Indonesia. IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Kota Purbalingga merupakan organisasi profesi yang bertugas membina dan mengembangkan profesi kedokteran di Purbalingga, Jawa Tengah. IDI Kota Purbalingga berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam pengembangan layanan kesehatan di wilayahnya.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Purbalingga saat ini sedang meneliti gangguan kesehatan fobia darah (hemofobia). Apa saja faktor penyebab hemofobia dan apa saja obat yang meredakannya bagi pasien.
Baca juga:
Menyadari retinopati, IDI Kota Ungaran memberikan informasi pengobatan yang tepat
Faktor apa saja yang menyebabkan seseorang mengalami hemofobia?
Dilaporkan dari halaman https://idikotapurbalinga.orghemofobia, atau ketakutan terhadap darah, adalah ketakutan ekstrem terhadap darah yang dapat memicu reaksi kecemasan ekstrem. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan hemofobia adalah:
Baca juga:
Menyadari alergi susu, IDI Kabupaten Kebumen memberikan informasi dan pengobatan yang tepat
1. Pengalaman traumatis
Faktor utama fobia darah adalah trauma. Pengalaman negatif seperti luka serius yang melibatkan darah atau menyaksikan pendarahan orang lain dapat memicu fobia ini. Trauma psikologis dari pengalaman ini seringkali menjadi pemicu utama.
2. Adanya faktor genetik atau riwayat keluarga
Fobia bisa bersifat turun-temurun. Jika salah satu anggota keluarga menderita fobia, anggota keluarga lainnya juga mungkin lebih rentan terkena fobia.
3. Orang tua yang terlalu protektif
Anak-anak yang tumbuh di lingkungan di mana orang tua atau pengasuhnya sangat takut terhadap darah memiliki kemungkinan yang sama untuk mengembangkan fobia yang sama. Melalui observasi, ketakutan ini dapat ditularkan secara tidak langsung.
4. Kecemasan dan stres
Faktor terakhir yang dapat menyebabkan fobia darah adalah kecemasan dan stres yang berlebihan. Orang dengan gangguan kecemasan atau gangguan panik mungkin lebih rentan terkena fobia darah dibandingkan orang yang tidak mengalami stres jangka panjang.
Obat apa yang direkomendasikan untuk mengobati hemofobia?
IDI Kota Purbalingga merangkum cara mengatasi gejala hemofobia. Ada beberapa jenis obat yang bisa diresepkan untuk mengatasi hemofobia atau fobia darah. Berikut adalah beberapa kategori obat umum:
1. Obat antidepresan
Obat yang dikenal dengan nama fluoxetine dan sertraline bekerja mengurangi gejala kecemasan dan depresi yang sering menyertai hemofobia dengan meningkatkan jumlah neurotransmiter di otak yang bertanggung jawab untuk meningkatkan mood atau suasana hati.
2. Obat anticemas
Obat-obatan yang dikenal sebagai benzodiazepin dapat membantu mengurangi kecemasan yang timbul akibat situasi yang melibatkan darah.
3. Buspirone (obat penenang)
Obat penenang membantu menenangkan sistem saraf dan mengurangi gejala fisik ketakutan. Buspirone, misalnya, memerlukan konsultasi dokter sebelum digunakan.
4. Terapi psikologis
Terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi pemaparan juga sangat efektif dalam mengobati hemofobia. Pasien secara bertahap belajar menghadapi ketakutan mereka dan mengubah pola pikir negatif mereka tentang darah. Ini bukan obat.
Penggunaan obat-obatan tersebut sebaiknya dilakukan di bawah pengawasan dokter atau psikiater untuk menjamin keamanan dan efektivitasnya. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami hemofobia, penting untuk mencari bantuan untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat, terutama menemui dokter.
Halaman selanjutnya
2. Adanya faktor genetik atau riwayat keluarga