Pro dan kontra jika Jokowi membuat partai baru

Selasa, 24 Desember 2024 – 09:30 WIB

Jakarta – Usai dipecat PDIP, Presiden ke-7 RI Joko Widodo diajak bergabung ke sejumlah partai. Seperti Gerindra, Golkar, dan PAN yang membukakan pintu bagi Jokowi. Meski belum ada yang mengusulkan posisi spesifik untuk mantan Gubernur Jakarta itu.

Baca juga:

Gerindra memberikan syarat kepada Jokowi dan Gibran jika ingin menjadi kader partai

Berbagai usulan agar Jokowi membentuk partai baru pun beragam. Pengamat politik Arif Nurul Imam mengatakan, satu-satunya yang bisa dilakukan Jokowi adalah membentuk partai baru. Apalagi sebagai sosok yang pernah menjabat Presiden RI dua periode (2014-2019 dan 2019-2024).

“Partai baru menurut saya sudah dekat dengan kenyataan. Mengingat Jokowi adalah seorang tokoh, apalagi mantan presiden. Kalau membangun alat politik, akan lebih efektif jika partai tersebut menang atau lolos di parlemen,” jelas Arif kepada VIVA . Selasa, 24 Desember 2024.

Baca juga:

Ahmed Muzani menegaskan Gerindra tidak akan menyerang PDIP terkait kenaikan PPN 12%.

Menurut Direktur Eksekutif Data Scale Indonesia, partai baru tersebut bisa memberikan posisi strategis bagi Jokowi. Saat ini, kata dia, usulan yang datang dari sejumlah pihak saat ini masih belum jelas karena belum ada posisi strategis bagi Jokowi. Dengan demikian, dengan partainya sendiri dan posisinya yang strategis, kata dia, ia akan bisa disejajarkan dengan sejumlah mantan presiden Indonesia yang kini menjadi elite partai.

Dengan demikian, Jokowi akan sejajar dengan pimpinan puncak partai tersebut bersama mantan Presiden SBY dan mantan Presiden Megawati. Tidak berada di bawah kendali dan bayang-bayang orang lain, jelas Arif.

Baca juga:

Tolak PPN 12%, PSI Sebut PDIP Seperti Pahlawan Tidur

Kondisi ini bersyarat. Artinya, jika nantinya partai tersebut lolos ke DPR, maka partai tersebut akan berpartisipasi aktif dalam politik Indonesia. Tapi dengan syarat partai tersebut lolos di parlemen, ujarnya.

Menurut Arif, kalau lolos di DPR, keadaannya akan seperti ini. Jokowi diibaratkan dengan mantan Presiden RI. Namun sebaliknya, Jokowi bisamengurangi atau meninggalkan kelas.

“Ini juga ujian bagi Jokowi. Kalau dia membentuk partai baru dan lolos, maka Jokowi akan dipuji sebagai politisi. Tapi kalau gagal membentuk partai baru, saya kira yang akan memilih Jokowi.mengurangi sebagai politisi,” jelasnya.

Dia mengatakan, Jokowi bisa saja membentuk partai baru. Apalagi sebagai mantan presiden. Namun, lanjutnya, membentuk partai baru tidaklah mudah. Bukan hanya persyaratan, tapi juga penerimaan masyarakat. Jika selama ini Jokowi terkenal dengan elektabilitasnya yang tinggi, maka menurutnya, pembentukan partai baru tersebut akan menjadi ujian.

“Membentuk partai baru bukanlah hal yang mudah. ​​Tapi bukan berarti tidak mungkin. Apalagi menurut saya Jokowi adalah mantan presiden, dan elektabilitas serta pengaruhnya jauh lebih tinggi,” ujarnya.

Persyaratan untuk menjadi partai baru juga semakin rumit dan panjang sehingga tidak mudah bagi siapa pun, termasuk mantan Presiden Jokowi.

Halaman selanjutnya

“Ini juga ujian bagi Jokowi. Kalau dia membentuk partai baru dan lolos, maka Jokowi akan dipuji sebagai politisi. Tapi kalau gagal membentuk partai baru, saya kira Jokowi akan kehilangan ratingnya sebagai politisi,” dia menjelaskan.



Sumber