Jakarta – Sejumlah prestasi gemilang mampu diraih Timnas Indonesia di tahun 2024. Salah satu yang menarik adalah langkah Timnas U-23 Indonesia yang nyaris lolos ke Olimpiade 2024 di Paris.
Baca juga:
Arab Saudi menjalani debut pahit di Piala Teluk 2024 setelah kalah 3-2 dari Bahrain.
Indonesia yang berstatus debutan mampu menunjukkan performa apik di Piala Asia U-23 Qatar 2024. Anak didik Shin Tae Yong secara mengejutkan berhasil mencapai babak semifinal.
Indonesia bisa menunjukkan performa luar biasa di perempat final Piala Asia U-23. Mereka berhasil mengalahkan Korea Selatan melalui adu penalti dengan skor 11:10 (2:2).
Baca juga:
Striker Indonesia Christian Gonzalez yang mandul di Piala AFF diminta bermain melawan Filipina.
Indonesia sebenarnya butuh satu kemenangan lagi untuk lolos ke Olimpiade 2024, namun kalah 0-2 dari Uzbekistan di Garuda Muda di babak semifinal.
Pada duel perebutan tempat ketiga Piala Asia U-23, Indonesia kembali gagal. Irak kalah 1:2.
Baca juga:
Usai gagal lolos ke Piala AFF 2024, Timnas Indonesia fokus meraih tiket Piala Dunia 2026 dengan empat laga krusial tersisa.
Kondisi ini memaksa Indonesia harus bertanding di babak playoff Olimpiade melawan tim Afrika. Garuda Muda akan menghadapi Guinea di INF Clairefontaine, Paris pada 9 Mei 2024.
Wasit Kzl melakukannya
Sayangnya, impian Indonesia untuk lolos ke Olimpiade 2024 pupus. Wasit bersalah dalam pertandingan melawan Guinea.
Indonesia seharusnya kalah dari Guinea 0:1. Gol Guinea diciptakan Ilaix Moriba dari titik penalti pada menit ke-28. Ia mengarahkan bola ke tengah gawang, namun Hernando Ari sudah bisa menebak dari sayap kiri.
Penalti diberikan setelah Vitan Sulaeman dinilai melakukan pelanggaran terhadap lawan di dalam kotak penalti saat melakukan serangan balik cepat.
Usai pertandingan, serangkaian keputusan wasit asal Prancis Francois Letexier menimbulkan kontroversi di kalangan pecinta sepak bola Indonesia.
Ada pula yang menilai keputusan Francois memberikan penalti pertama kepada timnas Guinea adalah hal yang aneh. Pasalnya pada tayangan ulang, pelanggaran Vitan terjadi di luar kotak penalti pada menit ke-27.
Tak hanya itu, pemberian penalti kedua yang diberikan wasit kepada Guinea pun bukannya tanpa kontroversi. Ia mengira tembakan Devanga membentur kaki Algassime Bach saat ia menguasai bola di dalam kotak.
Faktanya, dalam tayangan ulang, tembakan Devanga malah membentur kaki lawan.
Beruntung, Algassime Bah yang tampil sebagai penampil tak mampu menambah jumlah golnya saat melawan Guinea. Tendangannya ke kanan bisa diblok Hernando Ari pada menit ke-77.
Terakhir, kartu merah wasit kepada Shin Tae Yong pun dinilai kontroversial. STY menerima kartu ini karena memprotes keputusan wasit setelah memberikan penalti kedua kepada Guinea.
Alhasil, pelatih asal Korea Selatan itu diminta meninggalkan lapangan pada menit ke-74. Faktanya, jika STY masih berada di pinggir lapangan, segalanya mungkin akan berbeda.
Halaman selanjutnya
Indonesia seharusnya kalah dari Guinea 0:1. Gol Guinea diciptakan Ilaix Moriba dari titik penalti pada menit ke-28. Ia mengarahkan bola ke tengah gawang, namun Hernando Ari sudah bisa menebak dari sayap kiri.