Kisah Bang Zul dari Pembuat Kopi Hingga Wakil Ketua Komisi II DPRK.

Jakarta – Wakil Ketua Komisi II DPR RI Zulfiqar Ass Sadikin bercerita tentang masa lalunya sebagai aktivis HMI, pakar Fraksi Golkar DPR RI, sebelum akhirnya menjadi legislator.

Baca juga:

Soal kenaikan PPN 12% pada 2025, DPRK Prabowo yakin tidak akan meresahkan masyarakat

Anggota Fraksi Partai Golkar yang akrab disapa Bang Zul ini mengaku, semasa menjadi ahli, ia hanya menjadi juru ketik dan membuat kopi.

Hal itu diungkapkan politikus yang akrab disapa Bang Zul itu saat menjadi narasumber podcast Torpedo yang dipandu dua jurnalis, Fathan Sinaga dan Rafyq Pandjaitan.

Baca juga:

Ketua KPK Yohanis Tanak mengatakan UU Tipikor tidak mengatur tentang pencegahan korupsi

Bang Zul dikutip dalam podcast Torpedo pada Selasa 19 November 2024 mengatakan, “Saya sudah sepuluh tahun mengetik, mencetak, dan membuat kopi.

Anggota Komisi II DPR Zulfiqar Ass Sadikin (memakai peci).

Baca juga:

Kapim Ida Budhiati, Kapim DPR, Sebut Tak Ada Integritas Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi

Jauh dari kata ahli, Bang Zul menyebut dirinya adalah kader yang lahir dari rahim Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Menurutnya, HMI malah diserap oleh orang tuanya, terutama ayahnya.

“Aktivisme saya bukan ideologis, tapi biologis, turun temurun. Orang tua saya aktif di HMI ketika saya kuliah di IAIN Sunan Kalijaga. Sepertinya itu memang diturunkan kepada saya, bahkan ketika ibu saya hamil, ayah saya bercerita kepada saya: sering “Saya mengikuti acara-acara HMI, jadi ketika saya kuliah di UGM, yang saya cari adalah tempat untuk menyelenggarakan HMI, selain intrakampus,” kata Bang Zul.

Menurut Bang Zul, HMI juga membekalinya dengan jalur karier. Apalagi ketika menjadi ahli dan anggota DPR RI, nuansa HMI sangat kental sehingga membawanya pada posisi yang strategis.

Bang Zul pun menuturkan, ada dua momen terendah yang ia jalani dalam hidupnya selama ini. Pertama, ketika ia gagal mengikuti Kongres Makassar tahun 2006 dan pemilu Legislatif tahun 2014 untuk memperebutkan jabatan Ketum HMI.

Soal kekalahannya di Kongres HMI Makassar 2006, Bang Zul menangis di tengah hujan lebat saat itu. Bahkan, ia mengkhianati sahabat dan kawan-kawannya dengan melihat hasil pemilu kongres yang jauh dari kesepakatan di atas kertas.

“Kecewa banget di situ ya, sekaligus sedih. Saya nangis sendirian di tengah hujan lebat,” ujarnya.

Namun Bang Zul mampu bangkit kembali dengan obsesi yang tinggi. Politisi Partai Golkar ini kerap mengikuti berbagai pertarungan politik dengan harapan bisa menjadi orang berkuasa kelak.

Singkat cerita, pada pemilu legislatif 2009 lalu, Bang Zul dipanggil menjadi juru kampanye Zainudin Amali di daerah pemilihan Jawa Timur 6, yang akhirnya memberinya jenjang karir di dunia politik. Pasca kemenangan Zainuddin Amali, Bang Zul terpanggil menjadi tenaga ahli di Fraksi Partai Golkar.

Lalu secara singkat, pada Pemilu Legislatif 2014, Bang Zul mencalonkan diri sebagai calon. Ia kemudian memilih daerah pemilihan Jawa Timur dan memperoleh suara terbanyak kedua, di mana Sarmuji yang kini menjabat Sekretaris Jenderal Partai Golkar menempati posisi pertama.

“Waktu kalah aku nangis lagi. Wah. Malah aku protes ke bapakku. Kata bapakku dia itu figur. Ayahku memang figur, walaupun PNS tapi dia sangat terorganisir, karena dia punya sudah bersekolah sejak kecil, yang kuliah berorganisasi, katanya, sering membantu orang, tapi dia tidak bisa membantu anak-anaknya,” ujarnya.

Kekalahan ini merupakan salah satu kekalahan terburuk dalam hidup Bang Zul. Selama kurang lebih tiga bulan, pria kelahiran Yogyakarta itu mengurung diri di kamar.

“Tahun 2019 saya kembali mencalonkan diri di daerah pemilihan Gokar dan saya terpilih,” kata Bang Zul.

Tak hanya itu, Bang Zul kembali terpilih dari Daerah Pemilihan 3 Jatim pada Pileg 2019. Padahal, Bang Zul sebelumnya tidak ada di Banyuwangi, Bondowoso, dan Situbondo. Kini Bang Zul II menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi DPR RI.

“Pada akhirnya saya sadar, kita tidak harus mendapatkan kebaikan yang kita miliki saat itu, dan dari tempat itu ya, bisa dari tempat lain, dari pihak lain. Saya sendiri yang merasakan. Ini Timur Jawa 3 “Saya belum pernah ke banyuwangi, bondowosos, situbondo. Saya tidak pernah tahu tempat itu,” kata Bang Zul.

Halaman berikutnya

Menurut Bang Zul, HMI juga membekalinya dengan jalur karier. Apalagi ketika menjadi ahli dan anggota DPR RI, nuansa HMI sangat kental sehingga membawanya pada posisi yang strategis.

Halaman berikutnya



Sumber