Air mata seorang dokter Amerika yang bersaksi tentang situasi di Gaza di PBB

Senin, 30 Desember 2024 – 13:10 WIB

Amerika Serikat, VIVA – Tanya Haj-Hassan, seorang dokter asal Amerika, tak kuasa menahan air mata saat menceritakan pengalamannya di Gaza pada pertemuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Baca juga:

Bayi-bayi meninggal karena kedinginan di Gaza selama blokade Israel

Momen mengharukan ini terjadi dalam rangka Hari Solidaritas Rakyat Palestina Internasional yang diperingati setiap tanggal 29 November.

Dalam kesaksiannya, dokter tersebut menggambarkan penderitaan yang dialami warga Gaza akibat serangan yang tiada henti.

Baca juga:

Hamas: Rusia secara historis menjadi salah satu negara sahabat bagi rakyat Palestina

“Pada akhirnya, aku hanyalah manusia biasa. Aku bukan sekedar catatan di kertas atau angka di laporan. Akulah orang yang diciptakan Tuhan,” ucapnya dengan suara gemetar. . Agensi Anadolu Senin, 30 Desember 2024.

Tanya Haj-Hassan menyesalkan reaksi dunia terhadap apa yang disebutnya sebagai “genosida yang paling terdokumentasi dalam sejarah.” Dia menuduh lembaga-lembaga global tidak mengambil tindakan terhadap pelanggaran hukum internasional dan kejahatan perang di Gaza. Menurutnya, apa yang terjadi di Gaza seharusnya menimbulkan sanksi internasional.

Baca juga:

Israel Paksa Pindahkan Pasien ke RS Indonesia, Kemenkes Palestina Sebut ‘Hitung Mundur Menuju Kematian’

Ia juga mengkritik propaganda yang terus menyebar untuk membenarkan perlakuan tidak manusiawi dan upaya membungkam suara-suara yang berani mengungkapkan kebenaran.

“Rakyat Palestina terus berjuang, namun suara mereka jarang terdengar di panggung global. Rezim saat ini sepertinya meremehkan nilai nyawa mereka,” ujarnya.

Kamp pengungsi Palestina di Jalur Gaza

Haj-Hassan mengingatkan, krisis di Gaza bisa berdampak lebih luas, bahkan sampai ke negara tetangga seperti Lebanon. Ia menekankan bahwa dunia tidak akan duduk diam dan menonton tanpa mengambil tindakan nyata.

“Jika keprihatinan kemanusiaan tidak cukup menjadi alasan untuk bertindak, pertimbangkan bagaimana kekerasan ini dapat menyebar dan merusak perdamaian global,” tambahnya.

Meski berusaha menyampaikan kesaksiannya sebaik mungkin, Haj-Hassan mengaku kata-kata tidak akan pernah cukup untuk menggambarkan penderitaan masyarakat Gaza selama setahun terakhir.

Lebih dari 44.300 orang, termasuk wanita dan anak-anak, tewas dalam serangan Israel di Gaza sejak Oktober tahun lalu. Lebih dari 104.900 orang terluka dan akses terhadap bantuan kemanusiaan terbatas.

Ketika situasi semakin memanas, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) bahkan mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang.

Dokter tersebut mengakhiri kesaksiannya dengan pesan yang kuat: “Dunia harus bertindak. Dibutuhkan keberanian besar untuk melawan sistem yang telah lama korup dan tidak adil.”

Halaman selanjutnya

Sumber: ANTARA/Anadolu

Halaman selanjutnya



Sumber