Dampak perubahan iklim membuat makhluk menakutkan ini semakin besar

Kamis, 2 Januari 2025 – 07:28 WIB

Arktik, VIVA – Ketika suhu di Kutub Utara terus menghangat, fenomena menakutkan mulai muncul. Makhluk mengerikan dengan taktik berburu menakutkan yang mendominasi tundra semakin besar.

Baca juga:

“Ribuan luka” akibat pecahnya es Antartika

Pertumbuhan predator ini dapat memberikan dampak yang mengejutkan terhadap ekosistem. Lalu makhluk apa yang dimaksud? Scroll untuk informasi selengkapnya, yuk!

Dilaporkan Waktu IndiaSebuah penelitian terbaru yang diterbitkan Kamis, 2 Januari 2025, di Proceedings of the National Academy of Sciences menunjukkan bahwa kenaikan suhu dapat menyebabkan peningkatan jumlah dan kelimpahan laba-laba serigala di Arktik.

Baca juga:

Fakta menakutkan tentang perubahan iklim pada tahun 2024: ribuan kematian dan rekor suhu ekstrem

Beruang kutub mencari makanan di Kutub Utara.

Laba-laba serigala induk.

Laba-laba serigala induk.

Baca juga:

Perubahan iklim melemahkan ekonomi dan keamanan perempuan, Komnas

Laba-laba serigala adalah pemburu yang hebat, mampu menyusun strategi, mengintai dan kemudian menyergap mangsanya daripada membuat jaring. Di Arktik, mereka adalah predator dominan, terutama memakan sumber air pemakan jamur atau serangga kecil.

Predator ini berperan penting dalam ekosistem karena jamur bertanggung jawab memecah bahan organik dan melepaskan gas rumah kaca seperti karbon dioksida dan metana. Dengan mengendalikan populasi musim semi, laba-laba serigala secara tidak langsung mempengaruhi tingkat aktivitas jamur dan, akibatnya, emisi gas rumah kaca.

Untuk memahami bagaimana makhluk ini beradaptasi dengan suhu yang memanas, peneliti yang dipimpin oleh Amanda Kolts dari Universitas Washington di St. Louis. Louis melakukan serangkaian percobaan di dekat Toik Field Station di Alaska.

Selama dua musim panas, mereka memvariasikan kepadatan laba-laba di lahan yang berbeda, menghasilkan laba-laba serigala dalam jumlah rendah, normal, atau tinggi. Selain itu, separuhnya mengalami perlakuan panas yang meningkatkan suhu sebesar 1-2 derajat Celcius.

Hasilnya mengejutkan, dengan kepadatan laba-laba serigala yang lebih tinggi di lingkungan suku tersebut menyebabkan tingkat dekomposisi yang lebih cepat karena meningkatnya predasi di musim semi. Namun, efek sebaliknya diamati dalam kondisi hangat, di mana tingkat pembusukan lebih lambat ketika kepadatan laba-laba tinggi, sehingga penulis berpendapat bahwa hasil yang agak aneh ini mungkin disebabkan oleh beberapa perubahan pemanasan yang cukup efektif mengubah hubungan predator-mangsa aspek penyangga zi. iklim.

Hasil penelitian ini memberikan wawasan tentang bagaimana pemanasan Arktik dapat mengubah dinamika predator-mangsa dan dampaknya terhadap emisi gas rumah kaca. Laba-laba serigala membantu membatasi aktivitas jamur dengan mengurangi populasi springtail, sehingga memperlambat proses dekomposisi dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

Implikasi dari temuan ini tidak terbatas pada wilayah Arktik saja. Ketika suhu global terus meningkat, memahami bagaimana berbagai organisme merespons perubahan suhu sangatlah penting, begitu pula hubungan antara mangsa dan predator.

Penelitian Kolts dan timnya menunjukkan pentingnya menjaga populasi predator. Di banyak ekosistem, predator berperan penting dalam menjaga keseimbangan dan mengatur berbagai proses yang penting bagi kesehatan ekosistem. Melindungi spesies ini dapat menjadi strategi utama dalam memitigasi dampak negatif perubahan iklim.

Halaman selanjutnya

Untuk memahami bagaimana makhluk ini beradaptasi dengan suhu yang memanas, peneliti yang dipimpin oleh Amanda Kolts dari Universitas Washington di St. Louis. Louis melakukan serangkaian percobaan di dekat Toik Field Station di Alaska.

Daftar merek mobil terlaris di Indonesia tahun 2024



Sumber