Fakta di balik dugaan kenaikan harga beras impor asal Vietnam di Perum Bulog

Jumat, 12 Juli 2024 – 10:41 WIB

Jakarta – Bukti baru muncul dalam kontroversi beras impor yang mengejutkan para politisi tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di Vietnam.

Baca juga:

Lanjutkan Bantuan Pangan Hingga Desember 2024, Pemerintah Siapkan Anggaran Rp 11 Triliun

Direktur Perum Rantai Pasokan dan Pelayanan Umum BULOG, Mohamad Suyamto, menyatakan isu kenaikan harga beras impor tidak tepat.

“Perusahaan Vietnam Tan Long yang dikabarkan menawarkan beras, sebenarnya belum pernah menawarkan sejak pembukaan tender pada 2024. Oleh karena itu, tidak ada kontrak impor dengan kami tahun ini,” kata Suyamto.

Baca juga:

Daftar Harga Sembako 10 Juli 2024: Beras Premium Naik Cabai Rawit Merah

Hal ini senada dengan pernyataan CEO Tân Long Group (TLG). Ketua Dewan Direksi dan Chief Executive Officer Tân Long Group (TLG), Mr. Trương Sỹ Ba, dikutip dari laporan media Vietnam bernama CAFEF, berkomentar, “Dalam sejarah tender kuningan BULOG dari tahun 2023 hingga saat ini, kami telah tidak pernah menerima tender langsung dari BULOG tidak menang.”

Hal ini tentu menjawab sejumlah tudingan kenaikan harga beras impor dari Vietnam, serta keraguan terhadap aktivitas Perum BULOG terkait pelaksanaan tender.

Baca juga:

Maskapai ini membuka rute baru, menambah destinasi di Asia dan Pasifik

Menurut Pak Ba, paket tender diumumkan oleh BULOG pada tanggal 22 Mei, dimana Lộc Trười dan afiliasinya berencana menawarkan 100.000 ton beras, namun Tan Long menawarkan harga US$15/ton lebih tinggi, sehingga tender tersebut tidak menang.

“Pada tanggal 19 Mei, salah satu pejabat Pemerintah Republik Indonesia, bukan dari BULOG, melakukan perjalanan ke Vietnam lalu mengunjungi pabrik beras TLG di Can Tho dan pabrik beras Han Phuc di An Giang, lalu kami menawarkan untuk menjual 100 ribu. dolar .ton beras dengan harga USD 538/ton, harga FOB. Namun dibandingkan dengan harga Lộc Trưới, harga TLG lebih tinggi, jadi kami tidak berpartisipasi,” kata Trương Sỹ Bá.

Pak Ba menjelaskan, “Indonesia membeli beras melalui tender BULOG dan membeli dengan harga CNF, bukan harga FOB, dan harga CNF dari perusahaan Lộc Trường, Thuận Minh, Quang Phát adalah sekitar $568/ton atau harga FOB sekitar $530/ton, yang mana lebih rendah dari penawaran kami sebesar 538 dolar/ton, harga FOB kami lebih tinggi 5-8 dolar/ton.

Pernyataan kelompok Tan Long ini merupakan penjelasan atas kontroversi impor saat ini. Di sisi lain, terdapat kekhawatiran jika perdebatan mengenai topik ini terus berlanjut tanpa bukti yang jelas, dapat berdampak pada tidak efektifnya pembelian beras Indonesia dari Vietnam hingga akhir tahun 2024 bahkan berdampak pada hubungan perdagangan bilateral. antara dua negara.

Perum BULOG menyatakan menjadi korban pemberitaan yang tidak berdasar dan merusak reputasi perusahaan, apalagi saat ini perusahaan sedang giat berbenah melalui perubahan terus-menerus di segala bidang usaha.

“Kami akan melanjutkan komitmen kami untuk tetap menjadi pemimpin yang andal dalam rantai pasok pangan sehingga dapat berkontribusi lebih besar bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia, dan hal ini tentunya sejalan dengan 4 visi transformasi kami yaitu kepemimpinan, kepercayaan, terbaik. pelayanan dan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya. Sonia Mamoriska, Direktur Transformasi dan Hubungan Antar Lembaga Perum BULOG.

Perum saat ini mendapat penugasan BULOG dari Kementerian Perdagangan untuk mengimpor beras sebanyak 3,6 juta ton pada tahun 2024. Pada periode Januari-Mei 2024, volume impor mencapai 2,2 juta ton. Impor dilakukan secara berkala oleh Perum BULOG dengan melihat keseimbangan beras nasional dan mengutamakan penyerapan beras dan gabah dalam negeri.

Perum BULOG telah menguasai 800.000 ton beras dalam negeri hingga akhir Juni lalu dan diyakini mampu menguasai 1 juta ton beras sesuai pesanan yang telah ditetapkan.

Halaman selanjutnya

“Pada tanggal 19 Mei, salah satu pejabat Pemerintah Republik Indonesia, bukan dari BULOG, melakukan perjalanan ke Vietnam lalu mengunjungi pabrik beras TLG di Can Tho dan pabrik beras Han Phuc di An Giang, lalu kami menawarkan untuk menjual 100 ribu. dolar .ton beras dengan harga USD 538/ton, harga FOB. Namun dibandingkan dengan harga Lộc Trưới, harga TLG lebih tinggi, jadi kami tidak berpartisipasi,” kata Trương Sỹ Bá.



Sumber