AI, peluang dan tantangan bisnis

Kamis, 9 Januari 2025 – 22:59 WIB

Jakarta – Wakil Menteri Kementerian Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria Teknologi Kecerdasan Buatan (kecerdasan buatan/AI) menghadirkan sejumlah peluang kerja sekaligus tantangan yang diharapkan bersama.

Baca juga:

Konsep AI ala LG Electronics

Hal ini karena ekonomi digital, yang didukung oleh pertumbuhan internet dan kecerdasan buatan, diperkirakan mempunyai dampak ekonomi hingga US$366 miliar pada tahun 2030.

“Industri yang menggunakan AI semakin meningkat, terutama di bidang gaming, pendidikan, dan pemasaran,” ujarnya seperti dikutip dari laman resmi UGM, Kamis, 9 Januari 2025.

Baca juga:

7 Pekerjaan Ini Disebut-sebut Akan Diambil Alih oleh Kecerdasan Buatan, Siapkah Anda Beralih?

Menurutnya, dampak penggunaan kecerdasan buatan dalam dunia bisnis sangat besar. Setidaknya 92 persen sudah melakukannya pekerja pengetahuan Pengadopsi AI di Indonesia sudah menggunakan AI generatif di tempat kerja.

Oleh karena itu, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki keterampilan AI.

Baca juga:

Pemerintah harus mengatur AI secara detail

“Kami juga mencatat bahwa pimpinan 69 perusahaan menyatakan tidak akan mempekerjakan seseorang yang tidak memiliki keterampilan AI. Ini adalah masalah yang sangat serius,” jelas Nezar Patria, Wakil Menteri Komunikasi dan Teknologi.

Perkembangan teknologi AI memberikan peluang bagi perguruan tinggi untuk melatih personel yang memiliki keterampilan menguasai IoT secara bersama-sama (internet hal).

“Kami mendorong literasi untuk adopsi AI yang lebih positif,” katanya.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pelatihan UGM Vening Udasmoro mengaku telah mendorong para pengambil kebijakan dan praktisi AI di tanah air untuk membahas langkah-langkah strategis dalam mengembangkan teknologi tersebut.

“AI telah merevolusi kehidupan. Mulai dari pendidikan, kesehatan, ekonomi, hingga kebijakan publik. Kecerdasan buatan memiliki potensi besar untuk meningkatkan efisiensi, inovasi, dan kualitas pengambilan keputusan di berbagai bidang,” kata Wening.

Halaman selanjutnya

“Kami mendorong literasi untuk adopsi AI yang lebih positif,” katanya.



Sumber