Di Jawa Tengah, penyakit mulut dan kuku mencapai 2.266 ekor sapi

Jumat, 10 Januari 2025 – 08:17 WIB

Semarang, VIVA – Pj Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana terus meningkatkan pengendalian penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak di wilayahnya. Hal ini termasuk pelaksanaan vaksinasi dan penguatan kontrol di pasar hewan.

Baca juga:

Badan karantina yang tiba di Indonesia memastikan sapi asal Australia bebas PMK dan LSD

“Kami sudah membuat surat edaran dari pemerintah provinsi dan kabupaten kota tentang cara menghadapi, mengantisipasi dan menangani PMK,” kata Nana, Kamis, 9 Desember 2025.

Ia menjelaskan, per 9 Januari 2025, berdasarkan data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jawa Tengah, jumlah ternak terduga terjangkit FMD di Jawa Tengah sebanyak 2.666 ekor atau 0,0484 persen dari total populasi 5,5 juta lebih. kepala. Upaya lainnya adalah koordinasi antardaerah dengan provinsi lain dalam pembelian dan penjualan ternak.

Baca juga:

Misbakhun menyebut Dirjen Pajak gagal memenuhi perintah Presiden Prabovo soal PPN.

Petugas Dinas Peternakan Jateng memeriksa kesehatan sapi dan melakukan penyemprotan disinfektan

Foto:

  • Teguh Joko Sutrisno/tvOne/Semarang

“Kita periksa dulu kondisinya. Selain itu, hewan yang sakit dan sehat kita pisahkan,” ujarnya.

Baca juga:

Ratusan sapi di Mojokerto dan Lamongan terjangkit FMD, puluhan mati

Nana menjelaskan, vaksinasi terhadap ternak yang sehat dilakukan oleh relawan dari instansi terkait. Perawatan diindikasikan untuk hewan yang sakit. Jika kondisinya buruk, mereka dipotong dan dikubur di dalam tanah.

“Proses ini sedang berjalan dan kami sedang menyempurnakannya serta melatih lebih banyak relawan untuk menjalankan PMK,” kata Nana.

Ia mengimbau masyarakat tidak panik dan waspada. Salah satu caranya adalah dengan menghindari memakan bagian tubuh ternak yang terjangkit FMD.

Untuk menangani PMK, Pemprov Jateng memiliki gugus tugas penanganan PMK sejak tahun 2022 melalui Keputusan Gubernur Nomor 443/38. Anggotanya antara lain pemerintah daerah, kepolisian, Kodam, pemerintah pusat, Balai Karantina Pertanian, Balai Besar Kedokteran Hewan Perhutani dan Uates, Persatuan Dokter Hewan Indonesia Cabang Jawa Tengah, Ikatan Dokter Hewan Indonesia Jawa Tengah, akademisi dan Indonesia meliputi Persatuan Peternakan. insinyur lulusan.(Teguh Joko Sutrisno/tvOne/Semarang)

Rapat koordinasi kerja sama dengan PMK di Kabupaten Kediri. (Foto: Prokopim Kabupaten Kediri)

Kasus PMK meningkat di pasar hewan Jawa Timur, Kediri, dan Tulungagung

Diharapkan dengan penutupan sementara pasar hewan dapat memutus mata rantai penularan penyakit tersebut.

img_title

VIVA.co.id

9 Januari 2025



Sumber