Pemerintah Provinsi Bali memutuskan untuk tidak mengizinkan masyarakat mendaki Gunung Agung karena kondisi cuaca ekstrem.

Jumat, 10 Januari 2025 – 20:36 WIB

Bali, PANJANG HIDUP – Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Kehutanan dan Perlindungan Lingkungan Hidup mengeluarkan imbauan resmi kepada warga dan wisatawan untuk tidak mendaki Gunung Agung dalam kondisi cuaca ekstrem.

Baca juga:

Seorang warga negara India ditahan imigrasi karena dicurigai menjadi pemandu wisata di Bali

Hal ini berdasarkan laporan dari berbagai pihak bahwa risiko keamanan akan meningkat akibat hujan lebat dan badai di puncak kawah Gunung Agung.

Himbauan ini tertuang dalam Surat Edaran (SE) Plt. Direktur Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali Nomor B.24.500.4.1/95/UPTD.KPHBT/DKLH 2025 yang diterbitkan di Denpasar pada hari Jumat tanggal 10 Januari 2025 tentang Pencegahan Resiko Pendakian Gunung Agung pada kondisi cuaca ekstrim.

Baca juga:

Timeline warga Rumania terjebak longsor di bebatuan Pura Segara Kidul Nusa Penida

Siluet Gunung Budeg, bekas kawah gunung berapi purba di Tulungagung, Jawa Timur.

Plt. I Made Rentin, Kepala Dinas Kehutanan dan Perlindungan Lingkungan Hidup Provinsi Bali, mengatakan masyarakat dan wisatawan sebaiknya menghindari pendakian saat kondisi cuaca ekstrem.

Baca juga:

Jenazah Wanita Berbikini Hitam Diduga WNA Ditemukan Di Bawah Bebatuan Pura Uluwatu

Letusan Gunung Agung.

Surat edaran ini dibuat untuk menjamin keselamatan pendaki dan menjaga kelestarian lingkungan Gunung Agung, kata Rentin, Jumat, 10 Januari 2025.

Dalam SE tersebut, pendaki diimbau untuk tidak mendaki Gunung Agung saat cuaca buruk, seperti hujan lebat, badai, atau cuaca ekstrem lainnya yang dapat mengancam keselamatan.

Pendaki harus menggunakan pemandu lokal.

“Pendaki yang memilih mendaki puncak tetap harus menggunakan jasa pemandu lokal yang memiliki pengalaman dan pengetahuan cukup tentang jalur pendakian dan kondisi lingkungan Gunung Agung,” ujarnya.

Selain itu, para pendaki diminta untuk mengikuti seluruh peraturan yang berlaku dan mengikuti instruksi petugas di pos pendakian untuk menjamin keselamatan selama perjalanan.

Anda harus memperhatikan informasi kondisi cuaca terkini di BMKG. Sosialisasi potensi risiko kepada masyarakat dan pendaki juga menjadi prioritas untuk meminimalisir kejadian buruk.

“Kami berharap seluruh pihak terkait dapat mendukung penuh dan melaksanakan imbauan ini,” kata Rentin.

Halaman selanjutnya

“Pendaki yang memilih mendaki puncak tetap harus menggunakan jasa pemandu lokal yang memiliki pengalaman dan pengetahuan cukup tentang jalur pendakian dan kondisi lingkungan Gunung Agung,” ujarnya.

Halaman selanjutnya



Sumber