Senin, 13 Januari 2025 – 04:23 WIB
Jakarta – Program Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka yang mendorong dimasukkannya pemrograman (coding) pada kurikulum sekolah dasar dan menengah memang memprihatinkan. Program ini didukung karena dinilai baik untuk penerapan desa pintar berbasis teknologi.
Baca juga:
Tabrakan Mobil dan Motor di Sukabumi, Sekretariat Wakil Presiden: Bukan Mobil Dinas Kami
Dukungan ini diberikan oleh Cyber Village Indonesia (DSI) di Desa Bulakan, Kecamatan Belik, Provinsi Pemalang, Jawa Tengah. DSI merupakan pilot project penerapan desa pintar berbasis teknologi.
Bangkit Kukuh, pendiri Cyber Village Indonesia bersama Andri Johandri mengatakan, program ini sejalan dengan visi besar DSI untuk membangun desa cerdas, mandiri, dan berdaya saing.
Baca juga:
Di tanganmu! Potret menu makanan enak gratis di berbagai daerah viral di media sosial
“Ini bukan hanya tentang memperkenalkan coding sebagai keterampilan baru. Namun membangun landasan teknologi yang mampu memberdayakan masyarakat di desa dan mendukung pencapaian Indonesia Emas 2045, kata Bangkit dalam keterangannya, 13 Januari 2025.
Baca juga:
Mendes mengatakan, tidak ada celah bagi pemimpin desa untuk bermain-main dengan dana swasembada pangan.
Ia mencontohkan Desa Bulacan yang menjadi model penerapan seluruh teknologi tersebut. Menurutnya, program tersebut meliputi pengembangan infrastruktur digital, pelatihan keterampilan teknologi, penciptaan ekosistem inovasi yang inklusif dan berkelanjutan.
Sementara itu, salah satu pendiri DSI Andri Yohandri mengatakan pihaknya mulai memberikan pelatihan coding kepada anak-anak di Desa Bulacan sebagai langkah awal mempersiapkan mereka menghadapi era digital.
“Antusiasme mereka luar biasa. “Hal ini menunjukkan bahwa anak-anak pedesaan memiliki potensi besar untuk menguasai teknologi apabila diberikan bimbingan dan arahan yang tepat,” kata Andri.
Andri mengatakan program ini bertujuan untuk menjembatani kesenjangan teknologi di pedesaan. Baginya, anak-anak di pedesaan seharusnya mempunyai kesempatan yang sama untuk mempelajari teknologi seperti anak-anak di kota.
“Kalau aksesnya cukup, mereka tidak bisa bersaing secara global,” jelasnya.
Andri juga menekankan pentingnya membekali generasi muda dengan keterampilan digital seperti pemrograman, kecerdasan buatan (AI), dan pembelajaran mesin.
“Dengan kemampuan tersebut, anak-anak pedesaan tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta solusi inovatif bagi komunitasnya,” ujarnya.
Bangkit Kukuh mengikuti langkah yang diambil oleh Wakil Presiden Indonesia Gibran Rakabuming Raka untuk mengajarkan coding di tingkat sekolah dasar dan menengah sebagai inisiatif strategis. Menurutnya, program tersebut akan mendidik generasi muda yang mampu beradaptasi dengan perkembangan modern dan berprestasi.
“Jika India bisa menghasilkan jutaan profesional di bidang teknologi, india pasti bisa, dan bahkan lebih baik lagi. “Desa kita mempunyai potensi besar untuk menjadi bagian dari kekuatan teknologi nasional,” kata Bangkit.
Menurutnya, program Cyber Village Indonesia tidak hanya fokus pada pendidikan teknologi. Pada saat yang sama, terjadi digitalisasi pelayanan publik di tingkat desa.
Menurutnya, teknologi akan diintegrasikan untuk meningkatkan efisiensi masyarakat melalui aplikasi berbasis teknologi untuk pengelolaan hasil pertanian, pengembangan pariwisata lokal, dan administrasi pedesaan.
“Ini bukan hanya soal teknologi, ini soal pemberdayaan. “Kami ingin menunjukkan bahwa revolusi digital bisa dimulai dari desa-desa kecil,” kata Rise.
Halaman berikutnya
“Antusiasme mereka luar biasa. “Hal ini menunjukkan bahwa anak-anak pedesaan memiliki potensi besar untuk menguasai teknologi apabila diberikan bimbingan dan arahan yang tepat,” kata Andri.