Senin, 13 Januari 2025 – 08:27 WIB
Jakarta – Politisi senior PDI Perjuangan (PDIP) Aria Bima angkat bicara soal pertemuan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Presiden RI Prabowo Subianto. Menurut dia, jika pertemuan itu terjadi, PDIP tidak boleh berkoalisi dengan Prabowo atau masuk dalam Kabinet Merah Putih.
Baca juga:
Terpopuler: Penjelasan PIK 2 Soal Pagar Bambu Misterius di Laut Tangerang, PDIP Tak Lawan Prabowo.
“Ini pertemuannya yang kedua (kalau ada). Saya kira dia tidak akan memperbaikinya. Jangan berkoalisi karena ingin,” kata Aria, Senin, 13 Januari 2025.
Katanya, memberi kesempatan kedua nomor itu bertemu. “Beri dia kesempatan untuk menjadikan kencan kedua itu spesial. Misalnya tidak perlu desain, tidak perlu dibuat-buat untuk bisa masuk kabinet,” kata Aria.
Baca juga:
Hasto Cristiano menikmati pijat refleksi bagi penyandang disabilitas di GBK
Aria Megawati pun menambahkan, dirinya bukanlah musuh bagi Prabowo. Menurutnya, jika ada pertemuan keduanya, maka itu adalah pertemuan antar sahabat sekaligus Ketua Umum partai.
Baca juga:
Ikuti instruksi Megawatt, beginilah cara BMI mempererat hubungan dengan masyarakat
Ia mengatakan, Megawati tidak memiliki masalah psikologis pribadi. “Mereka adalah sahabat antar tokoh, Ketua Umum PDI Perjuangan Ibu Mega yang memenangkan pemilu legislatif, Ketua Umum Gerindra Pak Prabowo yang memenangkan pemilu presiden,” lanjut Aria.
“Tidak ada masalah, bahkan permusuhan pun tidak. Malah kita bersahabat dengan diplomasi nasi goreng,” ujarnya.
Aria yakin pertemuan keduanya pasti akan terjadi. Namun, dia tidak merinci kapan pertemuan itu akan dilangsungkan.
“Saya kira, saya yakin kita pasti akan bertemu. Kalau pertemuan itu terjadi, maka akan ada keterhubungan emosional dan keterkaitan pikiran antara Bu Mega dan Pak Prabovo,” kata Aria Bima.
“Pak Prabowo paham dengan posisi Bu Mega yang juga mendukung Pak Ganjar dan Pak Mahfud, calon presiden yang kalah dari Pak Prabowo. Lalu Pak Prabowo paham, dan Bu Mega paham,” imbuhnya. .
Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Ahmad Basara mengaku diutus Megawati soal rencana bertemu Prabowo pada 17 Oktober 2024. Namun pertemuan itu tidak terjadi.
Kemudian, dalam pertemuan antara Basara dan Sekjen DPP Gerindra Ahmad Muzani, Megawati membahas salah satu dari delapan amanah yang dipercayakan kepada Prabowo.
“Pertama Bu Mega, PDI Perjuangan bilang tidak menganut sistem pemerintahan presidensial. Jadi istilah oposisi pun kita tidak kenal, apalagi menggunakan sistem oposisi,” kata Basarah, di sekolah partai PDIP, Lenteng Agung. Jakarta Selatan, Jumat 10 Januari 2025.
Halaman berikutnya
Aria yakin pertemuan keduanya pasti akan terjadi. Namun, dia tidak merinci kapan pertemuan itu akan dilangsungkan.