Senin, 13 Januari 2025 – 15:22 WIB
Jakarta – Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) membahas sejumlah permasalahan mendesak dan menyusun program kerja tahun 2025 dalam rapat pengurus harian yang dilaksanakan hari ini, Senin, 13 Januari 2025. Semua wakil koordinator berpartisipasi dalam pertemuan tersebut. Ketua dan Wakil Ketua Kadin Indonesia sebanyak 96 orang.
Baca juga:
Daftar Lengkap Juara Malaysia Open 2025: 4 China Tumbang di Final, Bagaimana dengan Indonesia?
Anindya Bakri, Ketua Umum Kadin Indonesia, mengatakan berbagai isu terkait peluang dan permasalahan global Indonesia dibahas dalam pertemuan tersebut.
Dunia dan Indonesia penuh tantangan dan peluang. Kita harus menyikapinya dengan tenang, bijaksana, namun selalu menjadi mitra strategis dalam mendukung program pemerintah, kata Anindya saat berbicara di Menara Kadin Indonesia, Jakarta Selatan. . Senin, 13 Januari 2025.
Baca juga:
Setelah menteri pertahanan Jepang, giliran jenderal perang Tiongkok yang bertemu dengan menteri pertahanan Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin.
Diakui Anindya, pembahasan Program Makan Bergizi Gratis (MBG), khususnya terkait partisipasi dan peran serta Kamar Dagang dan Industri Indonesia, memakan waktu terlalu lama.
Baca juga:
Anindya Bakrie mengunjungi India bersama Prabowo, melihat produk susu dan mobil
“Di situ kita ngobrol bagaimana Kadin akan berpartisipasi, khususnya teman-teman di daerah. Karena ini program besar yang harus disukseskan,” ujarnya.
Pembahasan juga terfokus pada program 3 juta rumah yang diusung pemerintahan Prabowo-Gibran, dimana pemerintah menargetkan membangun 2 juta rumah di pedesaan dan 1 juta di perkotaan setiap tahunnya. “Nah, teman-teman Kadin daerah bisa ikut (program ini),” kata Anindya.
Selain itu, Anindya mengakui pertemuan pimpinan Kadin kali ini juga membahas permasalahan investasi dan perdagangan menyikapi berbagai hasil kunjungan kerja Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM ke China beberapa waktu lalu.
Diakuinya, Kadin yang memiliki potensi besar dalam hal ini ingin membantunya menjadi mitra strategis pemerintah dalam pelaksanaan investasi tersebut.
Kemudian untuk BRICS, Anindya berharap secara keseluruhan Indonesia tetap harus memberikan yang terbaik untuk dirinya. Keikutsertaan Indonesia di dalamnya diharapkan dapat membuka akses pasar baru di negara-negara kecil namun jarang dijajaki seperti India, Afrika Selatan, dan Brazil.
“Tadi kita ngobrol sedikit tentang hal-hal yang sedang hangat saat ini, walaupun tidak terlalu detail untuk dijadikan FGD. Tentu saja soal PPN, itu bagus karena pada akhirnya tidak dinaikkan, dan kita juga ngobrol. tentang hal itu tadi. Indonesia, khususnya tentang hal-hal yang berbasis pada peningkatan daya saing negara-negara ASEAN, termasuk Vietnam,” kata Anindya.
“Karena kita tahu surplus perdagangan China dengan Amerika mencapai 309 juta dolar AS, dan ini potensi, karena akan banyak industri yang berpindah dari China ke tempat lain. Jadi Indonesia ingin mendapat keuntungan di sini. Teman-teman di berbagai industri akan mendapat manfaat. .mereka bisa mencapainya,” katanya.
Halaman berikutnya
Selain itu, Anindya mengakui pertemuan pimpinan Kadin kali ini juga membahas permasalahan investasi dan perdagangan menyikapi berbagai hasil kunjungan kerja Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM ke China beberapa waktu lalu.