Rabu, 15 Januari 2025 – 14:48 WIB
VIVA – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar bertemu dengan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F. Al Rabiah pada 12 Januari 2025 di Jeddah. Pertemuan tersebut membahas tiga poin penting terkait upaya peningkatan pelayanan jemaah haji Indonesia. . Usai pertemuan, dilakukan rapat di Kantor Urusan Haji (KUH) Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah di bawah pimpinan Menteri Agama.
Baca juga:
Nota kesepahaman akan ditandatangani, Indonesia akan memberangkatkan 221 ribu jemaah haji pada 2025
Rapat tersebut dihadiri sejumlah pejabat Indonesia, antara lain Ketua Komisi VIII DPR RI Marwan Dasopang, Kepala Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) Mochammad Irfan Yusuf, Wakil Kepala BP Haji Dahnil Anhar Simanjuntak, Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah. Hilman Latief dan Konjen RI Jeddah Yusron Ambari.
Baca juga:
Menteri Agama yang akan berangkat ke Arab Saudi mengusung misi meningkatkan kualitas pelayanan ibadah haji dan penghematan biaya hingga tahun 2025.
Menag menyatakan perlunya penambahan tenaga haji mengingat banyaknya jamaah lansia. Menurut Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), lebih dari 42.000 jamaah lansia di atas 65 tahun akan berangkat tahun ini, dan 10.000 kuota prioritas akan dialokasikan untuk lansia. Meski sebagian besar membutuhkan pendampingan khusus, kuota pekerja haji Indonesia saat ini hanya 2.210 orang.
“Saat jumlah petugas dibatasi, hanya tiga pramugari yang mendampingi satu pesawat. Bagaimana tiga orang bisa melayani jemaat yang berjumlah 300-400 orang? “Selanjutnya jika mempertimbangkan gender, petugas laki-laki dan perempuan harus sesuai dengan kebutuhan,” jelas Menag dalam keterangan yang diterima VIVA, Jakarta.
Baca juga:
Menteri Agama Nasaruddin Umar menekankan optimalisasi dan keekonomian pelayanan haji pada tahun 2025
Menteri Agama sedang melobi untuk membebaskan petugas haji Indonesia dari membayar biaya masuk ke kawasan Masyair (Arafa, Muzdalifa dan Mina). Aturan ini konon akan diterapkan pada musim haji 1446 H. “Kami berharap petugas dibebaskan dari biaya masuk seperti tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya.
Menteri Agama mengusulkan penerapan skema Tanazul, yaitu memperbolehkan jamaah yang tinggal di sekitar Jamarot untuk kembali ke hotelnya selama tahap mabit (bermalam). Setelah itu mereka kembali ke jamaah untuk melanjutkan salat. Skema ini akan membantu mengurangi kemacetan di Mina mengingat besarnya jumlah jamaah haji Indonesia, kata Menag.
Menag menambahkan, banyak negara yang mengapresiasi penyelenggaraan ibadah haji yang dilakukan Indonesia dan ikut belajar dari pengalaman Indonesia. Selain bertemu dengan Menteri Haji dan Umrah, Menag juga berinteraksi dengan para pemangku kepentingan penyelenggara layanan haji di Arab Saudi.
“Kami berterima kasih kepada pemerintah Arab Saudi atas program ibadah haji yang luar biasa ini. “Hal ini sejalan dengan keinginan pemerintah Indonesia untuk memastikan ibadah haji tahun ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya,” pungkas Menag.
Halaman berikutnya
Menteri Agama mengusulkan penerapan skema Tanazul, yaitu memperbolehkan jamaah yang tinggal di sekitar Jamarot untuk kembali ke hotelnya selama tahap mabit (bermalam). Setelah itu, mereka kembali ke jamaah untuk melanjutkan salat. Skema ini akan membantu mengurangi kemacetan di Mina mengingat besarnya jumlah jamaah haji Indonesia, kata Menag.