Gubernur BI Ungkap Alasan Turunkan Suku Bunga Menjadi 5,75%

Rabu, 15 Januari 2025 – 19:17 WIB

Jakarta – Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75 persen. Artinya, pengurangan ini baru dilakukan dalam empat bulan terakhir atau sejak September 2024.

Baca juga:

Anda bisa segera membayar KRL ke MRT melalui QRIS

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjio mengatakan pemotongan tersebut dilakukan karena kejelasan kebijakan Amerika Serikat (AS) dan arah Federal Reserve (Fed) pasca terpilihnya Presiden Donald Trump. .

“Kami berpijak pada itu, kami punya ruang untuk memanfaatkannya (menurunkan BI rate), tapi karena kejelasan arah pemerintah AS pasca terpilihnya Presiden Trump dan arah kebijakan FFR. Kami akan memantaunya. dari bulan ke bulan, dari bulan-bulan sebelumnya tidak diragukan lagi masih besar, bagus bulan ini tidak diragukan lagi “Masih ada, tapi bisa kita ukur,” kata Perry dalam jumpa pers di Kantor Pusat BI, Rabu, 15 Januari 2025.

Baca juga:

BI telah merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2025 menjadi 3,2 persen

Perry mengatakan arah kebijakan defisit anggaran pemerintah AS yang sebesar 7,7 persen cukup menonjol. Dalam hal ini, dampaknya terlihat pada pertumbuhan US Treasury (UST) tenor 2 tahun dan 10 tahun.

Baca juga:

BI menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 menjadi 5,5 persen

Apalagi, arah kebijakan The Fed sudah terlihat, dimana The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunga kebijakannya hanya sebesar 25 bps pada tahun 2025.

“Sekarang kami mulai menyadari bahwa kami hanya menghitung kemungkinan penurunan FFR sebanyak satu kali sebesar 25 bps. “Kedua efek tersebut sudah kami hitung dan bisa diprediksi terhadap indeks dolar,” jelasnya.

Pada saat yang sama, inflasi domestik Indonesia berada di bawah target sebesar 2,5±1 persen. BI juga menilai nilai tukar rupee saat ini relatif stabil dibandingkan fundamentalnya.

“Dengan inflasi yang rendah, kami siap menurunkan suku bunga, kekhawatiran kami adalah ketidakpastian global dan dampaknya terhadap nilai tukar, dan kami telah menilai stabilitas relatif nilai tukar dan nilai fundamentalnya di masa depan,” ujarnya.

Selain itu, hasil survei BI menunjukkan tren pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih rendah terutama pada tahun 2025. Hal ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi triwulan IV tahun 2024 yang lebih rendah dari perkiraan.

“Tahun 24 sedikit di bawah titik tengah artinya masih di atas 5 persen, tapi bisa juga di bawah 5,1 persen. Tahun 2025 awalnya kisaran 4,8-5,6 persen, titik tengahnya kalau 5,2 persen akan serendah 4,7- 5,5 persen, jadi inilah saatnya untuk menurunkan suku bunga untuk menciptakan sebuah kisah pertumbuhan lebih baik,” tambahnya.

Halaman berikutnya

Pada saat yang sama, inflasi domestik Indonesia berada di bawah target sebesar 2,5±1 persen. BI juga menilai nilai tukar rupee saat ini relatif stabil dibandingkan fundamentalnya.

Halaman berikutnya



Sumber