Kamis, 16 Januari 2025 – 08:39 WIB
Jakarta – Saham-saham Asia Pasifik menunjukkan penguatan hampir seluruh indeks pada pembukaan pasar, Kamis 16 Januari 2025. Volatilitas indeks terjadi seiring investor menunggu keputusan suku bunga Bank of Korea (BOK) yang rencananya akan dirilis hari ini. .
Baca juga:
Gencatan Senjata Disepakati Israel-Hamas, Joe Biden: Diplomasi Saya Tak Pernah Berhenti
Para ekonom memperkirakan bank sentral Korea Selatan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps). Artinya, jika ini benar, maka suku bunga akan turun dari 3,00% menjadi 2,75%.
dikutip dari CNBC Internasional Pada hari Kamis, 16 Januari 2025, indeks Nikkei 225 Jepang diperkirakan akan didukung oleh kenaikan kontrak berjangka Osaka dan Chicago.
Baca juga:
Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata, efektif 19 Januari
Kedua kontrak berjangka tersebut masing-masing diperdagangkan pada 38,750 dan 38,820. Posisi terakhir indeks pada penutupan adalah 38.444,58.
Baca juga:
Hampir kepala 5! Transformasi Song Seung Heon dari debut hingga sekarang sempat menghebohkan netizen: True Vampire
Pemerintah Jepang akan segera merilis data indeks harga produsen (PPI) bulan Desember 2024. Para ekonom memperkirakan PPI Jepang akan menguat menjadi 0,4 persen dari 0,3 persen pada November 2024.
Indeks Hang Seng Hong Kong menguat menjadi 18.426 dari 19.286,07. Demikian pula, S&P/ASX 200 Australia naik 1,53 persen di awal perdagangan pasar.
Australia dijadwalkan merilis data pengangguran bulan Desember 2024. Tingkat pengangguran diperkirakan meningkat menjadi 4 persen dari 3,9 persen bulan lalu.
Di Wall Street, sejumlah saham menguat tajam, seiring dengan dukungan dua indeks utama. Rabu, 15 Januari 2025 merupakan hari perdagangan terbaik sejak 6 November 2024.
S&P 500 naik 1,83 persen, diikuti kenaikan 2,45 persen untuk Nasdaq Composite. Sayangnya, Dow Jones Industrial Average (DJIA) mengalami koreksi yang jauh lebih dalam, yakni turun 1,65 persen.
Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun turun tajam menjadi 4,65 persen atau 13 bps. Penurunan tersebut menyusul laporan inflasi Amerika Serikat (AS).
Harga minyak naik setelah berita gencatan senjata dan kesepakatan penyanderaan antara Israel dan Hamas. Minyak mentah Brent naik 3,22% dan WTI naik 0,3% menjadi $80,28 per barel.
Halaman berikutnya
Australia dijadwalkan merilis data pengangguran bulan Desember 2024. Tingkat pengangguran diperkirakan meningkat menjadi 4 persen dari 3,9 persen bulan lalu.