Data BI menurunkan suku bunga, kata ekonom, yang dapat meningkatkan perekonomian domestik

Kamis, 16 Januari 2025 – 14:47 WIB

Jakarta – Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan atau BI rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75 persen. Keputusan ini diambil dalam rapat Direksi Bank Indonesia (RDG BI).

Baca juga:

Rupee BI dibuka melemah setelah terdepresiasi sebesar 25 Bps

Myrdal Gunarto, Head of Economics, Industry and Global Markets Bank Maybank Indonesia, mengatakan penurunan BI rate turut mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

“Kebijakan BI menurunkan BI rate juga merupakan bentuk sinergi dengan pemerintah terkait kebijakan peningkatan aktivitas perekonomian dalam negeri,” kata Myrdal saat dihubungi. VIVA Kamis, 16 Januari 2025.

Baca juga:

Selama tahun 2024, peredaran uang mencapai Rp 1204 triliun

Menurut Myrdal, pemerintah saat ini sedang berupaya keras untuk mendorong masyarakat kelas menengah ke bawah. Jadi, dengan menurunkan BI rate, berarti mendukung program pemerintah tersebut.

Makanya kebijakan penurunan suku bunga yang dilakukan BI pasti bisa mendukung program pemerintah, ujarnya.

Baca juga:

Pasar saham Asia optimis menjelang keputusan suku bunga bank sentral Korea Selatan

Gambaran pertumbuhan ekonomi

Terkait dampak depresiasi terhadap rupee, Myrdal meyakini dampaknya relatif minimal. Pasalnya, porsi investor asing terhadap aset investasi Indonesia mengalami penurunan.

“Jadi eksposur investor asing terhadap rupiah, terutama dalam hal inflow dan outflow atau hot money, nampaknya relatif minim, sehingga kita masih melihat atau berharap akan ada kebijakan penurunan BI rate secara berkelanjutan. kami akan melakukannya,’ katanya.

Ia juga memperkirakan nilai tukar rupiah berkisar Rp16.000 terhadap dolar AS. Meski resistensinya saat ini adalah Rp 16.455 per USD.

“Dan setelah dampak kebijakan Donald Trump dalam harga “Dan juga ada kebijakan penurunan suku bunga dari The Fed. Kami berharap rupee akan kembali turun di bawah Rp 16.000, mungkin pada kuartal III tahun ini,” imbuhnya.

Halaman berikutnya

“Jadi eksposur investor asing terhadap rupiah, terutama dalam hal inflow dan outflow atau hot money, nampaknya relatif minim, sehingga kita masih melihat atau berharap akan ada kebijakan penurunan BI rate secara berkelanjutan. kami akan melakukannya,’ katanya.

Halaman berikutnya



Sumber