Kamis, 16 Januari 2025 – 20.06 WIB
Jakarta – Ketua Fraksi Partai Komunis Republik Rakyat Demokratik Korea Jazuli Juwayi menyambut baik kabar gencatan senjata Israel-Hamas yang resmi berlaku pada 19 Januari 2025. Menurut Jazouli, langkah tersebut merupakan upaya menghentikan total agresi Israel di seluruh dunia. Wilayah Palestina.
Baca juga:
Analis UI mengungkap pihak-pihak yang berperan penting dalam kesepakatan damai Gaza
Menurutnya, banyak warga sipil, orang tua, perempuan dan anak-anak yang terbunuh oleh mesin perang penjajah Israel.
Menurut anggota Komisi I DPRK ini, gencatan senjata yang diminta PBB dan berbagai negara di dunia harus ditempatkan dalam kerangka penghentian permanen kolonialisme Israel di seluruh wilayah Palestina. Dengan cara ini, episode kebrutalan dan kebiadaban Israel bisa benar-benar berakhir.
Baca juga:
Menyambut gencatan senjata di Gaza, presiden Brasil mendukung solusi dua negara untuk Israel dan Palestina
Posisi Indonesia sejak awal sudah sangat jelas untuk mendorong Israel menghentikan segala bentuk agresi dan penjajahan di wilayah Palestina. Di sisi lain, Indonesia mendukung penuh kemerdekaan rakyat Palestina. Ini adalah perjuangan kita yang diamanatkan konstitusi, Asia. di Bandung – Amanat Konferensi Afrika dan juga hutang sejarah bangsa Indonesia,” kata Jazuli kepada wartawan, Kamis 16 Januari 2025 hari
Baca juga:
Israel mengatakan Hamas melanggar gencatan senjata pada menit-menit terakhir
Oleh karena itu, lanjut Anggota DPRK dari Daerah Pemilihan Banten ini, diplomasi Indonesia tidak berhenti pada gencatan senjata antara Israel dan Hamas, melainkan bagaimana Palestina merdeka sebagai negara berdaulat dan Israel menghentikan kolonialismenya.
“Yang terjadi di Gaza-Palestina sebenarnya bukanlah konflik atau perang dua negara, melainkan sebuah bentuk kolonialisme di era modern. Rakyat Palestina dan para pejuangnya sedang mempertahankan wilayahnya dari penjajahan yang telah dirampas secara paksa dari mereka. selama puluhan tahun, hanya melakukannya,” kata Jazuli.
Wakil Presiden Forum Parlemen Muslim Dunia meminta PBB memantau secara ketat perdamaian ini karena Israel kerap melanggar perjanjian dan mengkhianati berbagai resolusi perdamaian. Tujuannya adalah terciptanya perdamaian abadi di tanah Palestina dan hak rakyat Palestina untuk tinggal di wilayah yang menjadi haknya.
Jazouli mengatakan, melalui gencatan senjata ini, semua orang berharap bantuan kemanusiaan untuk masyarakat Gaza bisa masuk dengan akses seluas-luasnya. “Kami juga berharap proses pembangunan kembali dan pemulihan kehidupan di Gaza-Palestina segera dimulai.
Pemerintah Indonesia, tambah Jazuli Juwaini, juga dapat berperan lebih kuat dalam memobilisasi dan mengoordinasikan bantuan kemanusiaan dari dalam negeri yang manfaatnya luar biasa. Pemerintah, kata Presiden Prabovo, siap mengirimkan pasukan penjaga perdamaian jika PBB memintanya.
“Kami berharap PBB dan instrumen penjaga perdamaiannya benar-benar membawa perdamaian di Gaza dan mengawal rekonstruksi dan rehabilitasi Gaza semaksimal mungkin,” tambahnya.
Halaman berikutnya
“Yang terjadi di Gaza-Palestina sebenarnya bukanlah konflik atau perang dua negara, melainkan sebuah bentuk kolonialisme di era modern. Rakyat Palestina dan para pejuangnya sedang mempertahankan wilayahnya dari penjajahan yang telah dirampas secara paksa dari mereka. selama puluhan tahun, hanya melakukannya,” kata Jazuli.