Kamis, 16 Januari 2025 – 21:18 WIB
Jakarta – Para pekerja di Wall Street bersiap menghadapi gelombang PHK besar-besaran yang diperkirakan akan berdampak signifikan terhadap dunia kerja di sektor keuangan. Seperti diketahui, hal ini disebabkan oleh kemajuan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan otomatisasi yang kini mulai menggantikan peran manusia.
Baca juga:
9 Jenis Pekerjaan Ini Paling Banyak Dicari di Tahun 2025
Posisi dan operasional kantor menengah adalah yang paling rentan terhadap kehadiran kecerdasan buatan, menurut survei Bloomberg Intelligence yang melibatkan nama-nama besar seperti Citigroup, JPMorgan Chase, dan Goldman Sachs.
Mengutip majalah Forbes, berdasarkan hasil survei, bank-bank global diperkirakan akan memangkas hingga 200.000 posisi dalam tiga hingga lima tahun ke depan. Pada bulan Juni, Citigroup melaporkan bahwa sektor perbankan adalah industri yang paling mungkin terkena dampak otomatisasi AI dibandingkan industri lainnya.
Baca juga:
Daftar perusahaan besar AS yang mengumumkan akan memberhentikan karyawannya pada awal tahun 2025: Meta, Microsoft, dan Washington Post
Faktanya, sekitar 54% pekerjaan di sektor perbankan memiliki potensi otomatisasi yang tinggi. Menurut survei yang sama, para eksekutif informasi dan teknologi Wall Street memperkirakan rata-rata pengurangan tenaga kerja di organisasi mereka sebesar 3 persen.
Baca juga:
Meta akan PHK ribuan karyawan, Mark Zuckerberg mengatakan 2025 akan menjadi tahun yang berat
Lebih dari 25% responden memperkirakan akan terjadi pengurangan lebih lanjut pada angkatan kerja, antara 5% dan 10%. Secara keseluruhan, penggunaan kecerdasan buatan diperkirakan akan meningkatkan produktivitas dan menghasilkan keuntungan tambahan sebesar $180 miliar pada tahun 2027, dengan peningkatan laba sebelum pajak sebesar 12 hingga 17 persen.
Namun, beberapa pemimpin industri berpendapat bahwa AI bukan hanya sekedar menggantikan manusia, namun juga meningkatkan produktivitas. Theresa Heitzenreter, yang memimpin inisiatif AI di JPMorgan, mengatakan bahwa penggunaan AI generatif telah meningkatkan peran pekerjaan yang ada.
CEO JPMorgan Jamie Dimon mengamini sentimen ini, melihat potensi kecerdasan buatan untuk meningkatkan kualitas hidup. Namun, ia mengakui bahwa meskipun posisi tersebut dihilangkan, teknologi ini akan mengubah cara kerja secara signifikan.
Fenomena ini tidak hanya terjadi di sektor keuangan. Di bidang teknologi, CEO Meta Mark Zuckerberg mengatakan bahwa pada tahun 2025, kecerdasan buatan dapat menggantikan insinyur perangkat lunak tingkat menengah. Zuckerberg menjelaskan dalam sebuah wawancara bahwa meskipun investasi awal untuk kecerdasan buatan cukup mahal, ada manfaat jangka panjang dari penggantiannya. perannya terlalu besar untuk diabaikan.
AI bahkan diperkirakan mampu menulis kode dengan efisiensi yang sama dengan insinyur berpengalaman yang saat ini berpenghasilan ratusan ribu dolar.
Dengan maraknya kecerdasan buatan, Wall Street kini berada di persimpangan antara meningkatkan efisiensi teknologi atau menciptakan ketidakpastian baru bagi ribuan pekerja yang berisiko kehilangan pekerjaan.
Halaman berikutnya
CEO JPMorgan Jamie Dimon mengamini sentimen ini, melihat potensi kecerdasan buatan untuk meningkatkan kualitas hidup. Namun, ia mengakui bahwa meskipun posisi tersebut dihilangkan, teknologi ini akan mengubah cara kerja secara signifikan.