Israel dan Hamas sepakat untuk gencatan senjata, harapan baru bagi Gaza

Jumat, 17 Januari 2025 – 03:22 WIB

Gaza, LANGSUNG – Israel dan Hamas telah mencapai kesepakatan gencatan senjata yang diharapkan menjadi titik balik dalam konflik 15 bulan yang telah menghancurkan Gaza, rumah bagi 2,3 juta warga Palestina. Perjanjian ini mencakup tiga tahap implementasi dan difasilitasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat.

Baca juga:

DPRK: Gencatan senjata di Gaza adalah awal dari pengakuan de facto atas kemerdekaan Palestina

Perjanjian ini disetujui kelompok Hamas pada Rabu 15 Januari 2025. Namun, pertemuan kabinet Israel yang dijadwalkan pada hari Kamis untuk menyetujui kesepakatan tersebut ditunda.

Menurut Al Jazeera, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyalahkan Hamas atas krisis di menit-menit terakhir. Konflik politik internal dalam pemerintahan koalisi Netanyahu juga berkontribusi pada tertundanya keputusan tersebut.

Baca juga:

Menurut pengamat UGM, Perdana Menteri Israel Netanyahu tidak berniat mengakhiri perang di Gaza.

Kebahagiaan masyarakat Gaza saat gencatan senjata Israel diumumkan

Isi perjanjian damai

Baca juga:

Wakil Menteri Luar Negeri RI: Gencatan senjata di Gaza adalah kemenangan bagi Palestina dan kemanusiaan

Kontrak tiga bulan ini mencakup beberapa poin penting:

  1. Peningkatan bantuan kemanusiaan: Sekitar 600 truk bantuan kemanusiaan memasuki Jalur Gaza setiap hari.
  2. Penarikan Pasukan Israel Secara Bertahap: Israel berkomitmen untuk menarik pasukannya secara bertahap dari Gaza.
  3. Pertukaran tahanan: Pembebasan 33 tahanan Israel awalnya akan ditukar dengan 100 tahanan Palestina.
  4. Rekonstruksi pasca perang: Lebih dari 60% bangunan di Gaza telah hancur akibat serangan udara Israel sejak 7 Oktober 2023, dan perjanjian tersebut mencakup rekonstruksi di bawah pengawasan internasional.

Harapan dan kekhawatiran masyarakat Gaza

Al Jazeera juga melaporkan bahwa suasana di Gaza dipenuhi campuran antara harapan dan kecemasan. Sebagian besar warga sipil mengkhawatirkan peningkatan serangan dalam 72 jam ke depan.

Setidaknya 80 warga Palestina telah terbunuh sejak gencatan senjata diumumkan.

Menurut saluran TV Al-Jazeera, seorang wanita berusia 66 tahun bernama Mohammad, yang kehilangan dua anaknya akibat pemboman Israel, berkata, “Segera setelah ada gencatan senjata, saya akan kembali ke Beit Hanun di utara Gaza dan cium tanahku.”

Lebih dari 90% penduduk Gaza menjadi pengungsi selama perang.

Jadwal pelaksanaan kontrak

19 Januari (Hari 1)

Kontrak mulai berlaku. Tahanan Israel pertama dibebaskan dan senjata di kedua belah pihak ditangguhkan.

25 Januari (Hari 7)

Pengungsi internal telah diizinkan kembali ke Gaza utara tanpa membawa senjata atau menjalani pemeriksaan ketat.

3 Februari (Hari 16)

Perundingan putaran kedua telah dimulai.

1 Maret (Hari 42)

Fase pertama diakhiri dengan pembebasan total 94 tahanan Israel, hidup atau mati, dengan imbalan lebih dari 1.000 tahanan Palestina. Israel telah mulai menarik pasukannya dari Koridor Philadelphia.

9 Maret (Hari ke-50)

Penarikan total pasukan Israel dari Koridor Philadelphia harus diselesaikan.

12 April (Hari 84)

Tahap ketiga dimulai. Jika tahap kedua berhasil dilaksanakan, rencana rekonstruksi tiga sampai lima tahun akan dilaksanakan.

Halaman berikutnya

Harapan dan kekhawatiran masyarakat Gaza

Program Pemerintahan Prabowo-Gibran 100 Hari Sukses Sebelum Versi Grib



Sumber