Psikolog: Menghadapi anak tanpa ayah lebih sulit dibandingkan dengan anak yang ayahnya sudah meninggal

Jumat, 17 Januari 2025 – 05:30 WIB

Jakarta – Peran ayah dalam membesarkan anak sama pentingnya dengan peran ibu. Namun sayangnya, belakangan ini banyak ditemukan anak-anak yang kehilangan peran sebagai ayah dalam masa perkembangannya atau disebut dengan fatherless.

Baca juga:

Satu keluarga di Binjay tertimpa tiang listrik, seorang ibu dan seorang anak tewas

Psikolog Dra. Yuli Suliswidiawati mengatakan hal ini dapat berdampak signifikan terhadap kondisi psikologis anak. Bahkan ia mengatakan, menghadapi anak yang kehilangan sosok ayahnya lebih sulit dibandingkan menghadapi anak yang ayahnya sudah meninggal. Yuk scroll untuk mengetahui detail selengkapnya!

Saya punya klien yang sudah dewasa dan kuliah di universitas yang bagus. Bagi saya, secara profesi, ayahnya sudah meninggal, mangkir, atau orang tuanya bercerai, tapi kakeknya, pamannya, paman buyutnya Tampaknya lebih mudah menghadapi anak yang mempunyai figur pengganti. “Bentuknya diganti karena wujud bapaknya tidak ada,” ujarnya dalam video klip di Instagram @nyinyir_update_official 2025. Diposting pada hari Kamis, 16 Januari.

Baca juga:

Alasan mengapa perempuan yatim sering salah memilih pasangan telah terungkap

Yuli menambahkan, meski ayah sendiri berperan dalam membentuk karakter anak di rumah. Jika seorang ayah tidak menunaikan kewajibannya, maka jangan heran jika hal ini berdampak pada kehidupan psikologis anaknya.

Baca juga:

Pengakuan Baba Rudapaksa di Toilet Masjid 2: Saya salah

“Yang paling sulit adalah ada sosok, di rumah ada orang bernama ayah, tapi dia tidak punya peran dan fungsinya. Misalnya, dia tidak mengantar putranya ke masjid atau mengajari putrinya membantu ibunya, sambil mengatakan kepadanya bahwa “ibu pendamping” itu tidak ada. “Misalnya ada orang tua yang menikmati hobinya,” ujarnya.

Terkait topik yatim piatu, Yuli juga berbagi pengalaman dengan kliennya yang merupakan seorang mahasiswa. Menurutnya, ayah kliennya adalah orang yang dihormati masyarakat. Namun di satu sisi, sebagai seorang anak, ia tidak pernah merasa menjadi sosok ayah seumur hidupnya.

“Kemarin klien saya, anaknya, mengatakan bahwa bapaknya adalah sosok yang tidak biasa di masyarakat karena sering menjadi orang yang memberikan motivasi. Tapi anaknya bercerita kepada saya, tapi sebagai seorang anak, kamu tidak pernah diberitahu. Itu tidak dianjurkan, kamu tinggal jalani saja, harus jalani, jalani saja tanpa memberi pengertian, tanpa memberi contoh,” tutupnya.

Berdasarkan pengalaman klien dan anak-anaknya, Yuli berpesan agar ayah terlibat dalam setiap tumbuh kembang anak. Ia bahkan memberikan teguran keras jika mereka mengganti peran ayah dengan ibu sendiri.

“Faktanya, keadaan tidak berayah adalah hilangnya peran ayah dalam rumah tangga. Kalau nomornya hilang tentu saja, tapi dampaknya sangat menyakitkan bagi anak (yang tidak punya ayah). Juga, melihat ibunya banyak mengubah peran ayahnya. “Itu peringatan,” katanya.

Halaman berikutnya

“Kemarin klien saya, anaknya, mengatakan bahwa bapaknya adalah sosok yang tidak biasa di masyarakat karena sering menjadi orang yang memberikan motivasi. Tapi anaknya bercerita kepada saya, tapi sebagai seorang anak, kamu tidak pernah diberitahu. Itu tidak dianjurkan, kamu tinggal jalani saja, harus jalani, jalani saja tanpa memberi pengertian, tanpa memberi contoh,” tutupnya.

Paling populer: Bojan Hodak menyebut Indra Sjafri buka suara soal Matthew Bakker usai pecahkan rekor Persib



Sumber