Jumat, 17 Januari 2025 – 05:52 WIB
Jakarta – Kasus pembunuhan aktor Sandy Permana yang menghebohkan masyarakat akhirnya terungkap. Diketahui, ia dibunuh oleh tetangganya Nanang Irawan alias Nanang Gimbal (47), seorang peternak ayam.
Baca juga:
Viral Agus Terkena Kasus Pelecehan Seksual, Keluhkan Tak Nyaman di Penjara, Netizen: Emosional!
Nanang Gimbal mengaku membunuh korban karena saling dendam sejak 2019. Saat itu, Sandy mengadakan pesta di halaman belakang rumah Nanang dengan menggunakan tenda.
Baca juga:
Korban tewas akibat kebakaran Glodok Plaza bertambah jadi 11, berikut daftarnya
Bahkan pohon-pohon di halaman rumah pelaku ditebang tanpa izin terlebih dahulu. Setelah kejadian itu, Nanang merasa sakit hati dan kesal terhadap korban Sandy.
Sehingga sekitar tahun 2020 lalu, tersangka bersama keluarganya memutuskan untuk menjual rumah tempat tinggal tersangka, kata Kasat Reskrim Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra. VIVA Jumat, 17 Januari 2025.
Baca juga:
Nanang Gimbal Tersangka Pembunuhan Sandy Permana, Dites Urine, Ini Hasilnya
Lebih lanjut polisi menjelaskan, Nanang memutuskan keluar dari rumahnya dan menyewa satu unit lagi di Perumahan TNI/Polri Cibarusah Jaya. Sesaat Nanang dan Sandy kembali bertemu di rapat RT.
Meski Nanang sudah pindah rumah, ia tetap warga RT yang sama dengan Sandy. Diduga, sempat terjadi gesekan sarkastik di antara mereka saat rapat RT. Bahkan istri Nanang pun ditelepon Sandy melalui WhatsApp.
“Termasuk dugaan tersangka mencoba menganiaya korban saat ada pertemuan. Mendengar hal tersebut dari istri tersangka, tersangka tidak memberikan tanggapan. Namun hal itu justru menambah rasa benci tersangka terhadap korban,” tambah Wira.
Kronologis kejadian, awalnya Nanang sedang memperbaiki sepeda motor di pinggir jalan depan rumah saat melihat Sandy lewat dengan mengendarai sepeda motor listrik. Lalu Sandy tiba-tiba meludah sambil menatap Nanan dengan sinis.
Alhasil, Nanang emosi dan langsung mengambil pisau tersebut dari kandang ayam dekat rumahnya. Nanang kemudian mengejar Sandi dan menusuk perut kiri korban sebanyak dua kali.
Saat itu Sandy masih mengendarai sepeda motor listrik. Alhasil, Sandy menghentikan mobilnya. Korban berusaha melawan dengan memukul atau menghadang dengan pisau.
“Saat korban berusaha melarikan diri, tersangka mengejarnya dan kembali menikam korban dari belakang kiri hingga terjatuh dari sepeda motornya,” kata Wira.
Saat terungkapnya situasi ini, banyak netizen yang mengutarakan pendapatnya di media sosial. Beberapa di antara mereka mengungkapkan keterkejutannya karena pelaku tega membunuh yang dinilai tidak manusiawi.
“Apakah ada saksi lain? Mau dengar ada yang tahu kejadiannya. Kami berharap semua kesalahan dan dosa almarhum diampuni. Keluarga korban diberi ketabahan,” kata t.komentar seorang netizen di postingan media sosial yang membahas kasus tersebut.
“Satu sisi ceritanya entahlah, tapi hikmah yang bisa kita petik adalah kita sebagai makhluk sosial harusnya bersikap ramah dan baik terhadap satu sama lain. Lagipula, kalau kita punya tetangga yang baik. Kanan dan kiri, kita rasakan juga bantuannya, jangan paksa kami mencari musuh” seru netizen lain.
Hal ini menjadi pengingat bahwa menyimpan dendam tidak hanya dapat merugikan diri sendiri, tetapi juga membawa malapetaka bagi orang lain. Kejadian ini menjadi pembelajaran ke depan yang mengedepankan penyelesaian konflik secara damai.
Halaman selanjutnya
“Termasuk dugaan tersangka mencoba menganiaya korban saat ada pertemuan. Mendengar hal tersebut dari istri tersangka, tersangka tidak memberikan tanggapan. Namun hal itu justru menambah rasa benci tersangka terhadap korban,” tambah Wira.