Yang paling populer: Ulama ini mengatakan bahwa poligami bukanlah sunnah, melainkan untuk mengatasi gangguan hingga kekuatan air wudhu.

Minggu, 19 Januari 2025 – 03:00 WIB

Jakarta – Channel Lifestyle VIVA.co.id memiliki empat artikel yang paling banyak dibaca pada hari Sabtu, 18 Januari 2025. Satu dari empat artikel tersebut membahas tentang keampuhan air wudhu untuk mengatasi rasa cemas.

Baca juga:

Pj Gubernur Jakarta: Ibaratnya kita izinkan poligami, sama sekali tidak!

Selain artikel ini, artikel manakah yang memiliki pembaca terbanyak? Berikut informasinya.

Ulama ini mengatakan poligami tidak sunnah karena…

Baca juga:

Pj Gubernur DKI Teguh Setyabudi: Pergub tentang Poligami untuk Melindungi Keluarga ASN

Syekh Mukhtar Jamil memberikan ceramah tentang kesalahpahaman yang umum terjadi di masyarakat mengenai hukum poligami. Menurutnya, anggapan poligami itu sunnah tidaklah benar berdasarkan pandangan para ulama empat mazhab besar.

Baca juga:

Desa Ekowisata Berbasis Rotan di Kalimantan Timur

Syekh Mukhtar Jamil dalam definisinya, Syekh Khatib Syirbini dalam kitab “Mughnil Muhtaj”, Imam Romli dalam “Nihayatul Muhtaj”, Imam Ibnu Abidin dalam “Hasiyah”, “Syaikh Manshur al-Buhuti”, dalam kitab “Qasiful Qina” Syekh Khatib Syirbini” mengutip pendapat beberapa ilmuwan terkemuka. Imam Ruyani Bahrul Muhitda.

Baca lebih lanjut di sini.

Di hadapan Daniel Mananta, Guru ini mengungkap kekuatan air wudhu untuk mengatasi kekacauan.

Ustaz Pardamean Harahap dan Daniel Mananta

Ustaz Pardamean Harahap dan Daniel Mananta

Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap orang merasa gugup atau cemas karena sebab yang berbeda-beda. Mulai dari rasa gugup menjelang ujian, rasa gugup saat hendak wawancara, hingga rasa gugup saat presentasi di depan banyak orang.

Orang lain punya banyak cara untuk mengurangi kecemasan. Mulai dari melakukan senam pernafasan, minum bahkan makan permen. Namun siapa sangka wudhu juga bisa menenangkan hati kita yang sedang galau.

Baca lebih lanjut di sini.

Generasi Z tampil berbeda, cerita di balik brand Muslimah

Generasi Z (Gen Z) atau generasi yang lahir pada pertengahan tahun 1990-an dan awal tahun 2010-an kerap terjerumus dalam perangkap stigma negatif. Mereka sering dianggap sebagai generasi yang malas, terbelakang mental, sangat santai dan tidak memiliki etos kerja. Stereotip ini seringkali menempatkan Gen Z di bawah bayang-bayang generasi sebelumnya, seperti generasi milenial dan baby boomer, yang dianggap lebih tangguh dan disiplin.

Baca lebih lanjut di sini.

Desa Ekowisata Berbasis Rotan di Kalimantan Timur

Wanita penenun rotan di Kampung Long Beliu, Berau, Kalimantan Timur

Wanita penenun rotan di Kampung Long Beliu, Berau, Kalimantan Timur

Foto:

  • VIVA.co.id/Jhovanda (Kalimantan Timur)

Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) merupakan daerah penghasil rotan kedua di Indonesia setelah Kalimantan Tengah. Namun saat ini rotan belum menjadi komoditas unggulan daerah yang terkait dengan hasil hutan non hutan. Tikus yang dikirim keluar Pulau Kalimantan sebagian besar merupakan tikus mentah yang harganya murah karena tidak mempunyai nilai tambah.

Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Berau Kalimantan Timur mendirikan desa ekowisata berbasis rotan di Desa Long Beliu. Sebagai rumah bagi masyarakat tradisional Dayak, desa ini memiliki hutan tikus yang luas dan mudah ditemukan.

Baca lebih lanjut di sini.

Halaman berikutnya

Di hadapan Daniel Mananta, Guru ini mengungkap kekuatan air wudhu untuk mengatasi kekacauan.

Halaman berikutnya



Sumber