Hutang yang dibayar anggota GRIB Jaya, dipukul dan patah rahangnya

Senin, 20 Januari 2025 – 08:45 WIB

depok, VIVA – Untung Riyanto (47), anggota Organisasi Masyarakat Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB), diserang sekelompok orang tak dikenal (OTK). Peristiwa tersebut terjadi pada Rabu 15 Januari 2025 sekitar pukul 19.30 di sebuah restoran yang terletak di Jalan Tanah Baru, Beji, Depok. Saat itu, tim OTK mendatangi korban dan langsung memukulinya hingga tulang rahang dan hidungnya rusak.

Baca juga:

Program Pemerintahan Prabowo-Gibran 100 Hari Sukses Sebelum Versi Grib

Untung mengatakan, kejadian itu terjadi saat dirinya berada di kamarnya di lantai dua. Awalnya mereka mencari istrinya, namun ketika istrinya sudah pergi, mereka mencari Untung. Mereka langsung naik ke lantai dua tempat kamar Untung berada. Kamarnya berada di gedung yang sama dengan restoran tempat Untung dan istrinya berbisnis.

Gambar hutang.

Foto:

  • Dokumen pembongkaran rumah Brisbane.

Baca juga:

Tanggapan Hercules Terhadap Bentrokan Pemuda Pancasila dan GRIB: Tidak Ada Yang Lain…

“Sekarang hari ke 15, sekitar pukul 19.30, tiba-tiba ada sekelompok orang yang masuk ke pintu kamar saya. Saya langsung diseret keluar, lalu diajak bermain pancing, dan akhirnya dipukuli.

Menurutnya, saat itu dia sedang sakit dan tak kuasa menahan diri saat dihajar tiga orang pria. Sekelompok orang datang dengan dua mobil dan beberapa sepeda motor. Mereka segera masuk ke dalam restoran dan mencari istri Untung. Beruntung, saat kejadian tidak ada pelanggan yang sedang makan di restoran tersebut.

Baca juga:

Paling Terkenal: Hercules Turun Tangan Redakan Bentrokan Ormas PP dan GRIB, Kesia Irena Dibunuh Personel TNI AL

“Sama sekali tidak. Saat saya sakit, saya istirahat di kamar, pintu kamar lantai 2 langsung dibuka, saya langsung diseret ke lantai 1, di sana saya langsung diancam, ada sekitar 15-20 orang. . “Saat saya lihat di kamera video, ada 2 mobil dan beberapa sepeda motor.

Akibat pemukulan tersebut, ia mengalami luka di bagian wajah. Tulang rahang kanannya rusak, dan hidungnya patah.

“Rahang saya maag dan hidung saya patah sehingga saya tidak bisa makan,” akunya.

Pemukulan ini bermula dari permasalahan bisnis dengan rekanan Untung, yakni pembelian peralatan. Untungnya, pihak pertama sebenarnya sedang menegosiasikan pengembalian dana. Namun karena kekurangan uang, dia meminta waktu tambahan.

“Sebenarnya saya sedang negosiasi, ini masalah bisnis, masalah negosiasi, masalah pembayaran. Kataku nanti tanggal 20, lalu akhirnya ada yang membuatku takut, tiba-tiba aku diserang oleh 3 orang sekaligus. Mungkin (massa berbayar) saya juga dicurigai dibayar. Mereka menggunakan tangan kosong, tetapi memakai cincin, dan batu cincin itu sangat besar sehingga rahang saya patah, hidung saya patah, dan saya merasa seperti akan pingsan. “Pada dasarnya, dia memukuli saya dengan kejam dari semua sisi.

Selain memukuli Untung, mereka juga merusak kursi-kursi di restoran tersebut dan membuang telepon genggamnya. Selain itu, dia hampir terlempar oleh kursi besi di sebuah restoran. Komplotan itu juga membawa sertifikat tanah milik Untung.

“Ponselnya terjatuh dan rusak, sertifikat tanahnya diambil karena sombongnya minta titipan, dan akhirnya saya harus memberikan sertifikatnya. Bangkunya rusak tetapi diperbaiki. “Semuanya hancur,” katanya.

Sebelum kejadian, Untung mengaku ada ancaman terhadap dirinya. Kelompok tersebut telah mengunjungi restoran tersebut sebanyak empat kali.

“Ada (ancaman), kalau datang yang keempat kali saya selalu minta waktu karena pasti bayar, tapi jangan sombong,” ujarnya.

Polisi telah diberitahu tentang situasi ini. Ia berharap laporan tersebut segera ditindaklanjuti.

“Saya lapor ke Polres Metro Depok pada tanggal 15 hari kejadian,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua DPC GRIB Pancoran Mas Supriyanus menyatakan akan mengawal kasus tersebut. Dia meminta laporan tersebut ditindaklanjuti dan diusut tuntas.

“Proses pelaporannya sudah terdaftar di Polresta Depok. Kami akan menindaklanjutinya hingga masalah ini terselesaikan dengan baik. “Kami akan terus mengedepankan undang-undang yang ada di Indonesia,” ujarnya.

Halaman selanjutnya

“Rahang saya maag dan hidung saya patah sehingga saya tidak bisa makan,” akunya.

Halaman selanjutnya



Sumber