Goyang Singapura adalah kisah horor prajurit TNI dan predator manusia penghuni Pulau Terlarang

Senin, 20 Januari 2025 – 13:31 WIB

VIVA – Beberapa hari terakhir, negara tetangga Singapura dihebohkan dengan bencana alam dahsyat yang terjadi di Pulau Bulan, Kepulauan Riau.

Baca juga:

Kapal Serang Rudal TNI Incar 3 Kapal Perang Asing Impian Tampil di Selat Sunda.

Singapura tidak khawatir dengan ketakutan akan bencana alam serupa yang terjadi di negaranya. Namun Singapura khawatir dampak bencana alam akan mengancam keselamatan warganya.

Sebab yang terkena dampak bencana alam di Pulau Bulan adalah berkembang biaknya buaya besar jenis Crocodylus Corosus, buaya muara. Apalagi jarak Pulau Bulan ke Singapura hanya 42 kilometer, bahkan medannya lautan.

Baca juga:

Pilot pesawat tempur F-16 Denmark terbunuh oleh rudal termonuklir Rusia

VIVA Militer: Prajurit TNI menangkap buaya dari mulut Pulau Bulan

Satwa liar Pulau Bulan yang dipelihara PT Perkasa Jagat Karunia (PJK) kabur dari kandangnya pada 13 Januari 2025 saat kawasan terlarang dilanda longsor. Ada puluhan buaya yang lolos.

Baca juga:

Dengan ribuan orang tewas dan terluka, apakah tentara Korea Utara di Rusia kelelahan?

PT PJK dan Pemerintah Kota Batam berupaya untuk menangkap kembali buaya-buaya tersebut. Hanya saja bukan perkara mudah, jangkauan buaya tentu sangat bermanfaat.

Akhirnya dibentuklah Satuan Tugas Terpadu yang salah satu unsurnya adalah TNI, dalam hal ini Tentara Nasional Indonesia (TNI).

VIVA Militer: Prajurit TNI menangkap buaya dari mulut Pulau Bulan

VIVA Militer: Prajurit TNI menangkap buaya dari mulut Pulau Bulan

Secara singkat, prajurit TNI Angkatan Darat dari Kodam Bukitbarisan dan personel TNI Angkatan Laut dari Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) IV diberangkatkan untuk membantu pengambilan buaya tersebut dan dikembalikan ke Pulau Bulan.

Berdasarkan siaran resmi Lantamal IV yang dilansir VIVA Militer pada Senin, 20 Januari 2025, TNI Angkatan Laut telah menjadikan Pos Binpotmar di Mangka sebagai pusat komando operasi.

Prajurit TNI dan masyarakat kemudian pergi mencari buaya tersebut. Kontrol tidak hanya pada medan dan cuaca. Namun buaya juga sebaiknya ditangkap hidup-hidup karena merupakan hewan yang dilindungi.

VIVA Militer: Prajurit TNI menangkap buaya dari mulut Pulau Bulan

VIVA Militer: Prajurit TNI menangkap buaya dari mulut Pulau Bulan

Prajurit TNI berpindah dari satu titik ke titik lainnya siang dan malam. Ketika ada informasi kemunculan buaya, para prajurit langsung bergegas menuju tujuan. Akhirnya buaya pemakan manusia itu berhasil ditangkap satu persatu.

Ada beberapa lokasi di sekitar Pulau Mangkada, Pulau Geranting, Pulau Buluh, Sungai Jawa, Teluk Sepaku, dan Sungai Lokan yang menjadi sasaran utama operasi.

Dan dua hari lalu, terbukti TNI Angkatan Darat dan TNI Angkatan Laut berhasil menangkap 22 ekor buaya berukuran besar yang lolos dari titik-titik tersebut di atas. Ukuran buaya itu melebihi dua meter. Buaya yang ditangkap dievakuasi ke Pulau Bulan.

Baca: 3 Kapal Perang Asing Diincar Kapal Serang Rudal TNI, Berharap Muncul di Selat Sunda.

Halaman selanjutnya

Sumber: Lantamal IV

Halaman selanjutnya



Sumber