Melawan teror Korea Utara, Korea Selatan menyamakan misilnya dengan Iron Dome Israel

Selasa, 21 Januari 2025 – 10.00 WIB

VIVA – Seringkali di bawah ancaman serangan artileri dari Korea Utara (Korea Utara), Korea Selatan secara resmi memulai pembuatan sistem rudal antipesawat berteknologi maju.

Baca juga:

634 truk berisi bahan bakar dan bantuan makanan memasuki Gaza di bawah gencatan senjata

Pengembangan sistem rudal pertahanan udara yang digunakan oleh Angkatan Bersenjata Republik Korea (ROK Armed Forces) Langsung oleh Badan Pengadaan Persenjataan Negara Korea Selatan Senin 20 Januari 2025 dikonfirmasi pada

Menurut laporan yang dipublikasikan VIVA militer dari Harian Korea JoongAngRudal antipesawat yang sedang dikembangkan Korea Selatan diklaim serupa Kubah Besi C-RAM militer Israel.

Baca juga:

Mantan tahanan Palestina termuda ini berbicara tentang pengalaman mengerikannya di penjara Israel

“Korea Selatan secara resmi memulai pengembangan sistem pencegat yang diproduksi di dalam negeri pada hari Senin Kubah Besi Milik Israel,” kata badan pengadaan senjata negara itu dalam sebuah pernyataan.

VIVA Military: Sistem rudal pertahanan udara C-RAM Iron Dome militer Israel

Baca juga:

Peringatan perang, NATO mengirim ratusan tentara Swedia ke perbatasan Rusia

“(Pengembangan rudal pertahanan udara) akan memperkuat pertahanan Korea Utara terhadap ancaman artileri,” kata pernyataan itu.

Proses pembuatan sistem rudal pertahanan udara yang digunakan militer Korea Selatan diperkirakan memakan waktu tiga tahun.

Tak hanya itu, pada tahun 2028, pemerintah Korea Selatan diklaim akan mengeluarkan anggaran sebesar USD 329 juta atau setara Rp 5,4 triliun untuk mengembangkan senjata tersebut.

Laporan tersebut diungkapkan oleh Defence Acquisition Program Administration (DAPA) Korea Selatan yang juga menyebut senjata tersebut merupakan sistem Low Altitude Missile Defense (LAMD).

VIVA Military: Rudal pertahanan udara militer Korea Selatan

VIVA Military: Rudal pertahanan udara militer Korea Selatan

Pemerintah Korea Selatan berupaya keras untuk meningkatkan kemampuan pertahanan udaranya, terutama untuk melindungi ibu kotanya, Seoul.

Pasalnya, rezim militer Korea Utara memiliki susunan artileri jarak jauh yang mampu menjangkau kota-kota terbesar di Korea Selatan. Sederet senjata pemusnah massal milik rezim Kim Jong Un jelas merupakan ancaman terhadap keamanan 51 juta penduduk Korea Selatan.

Proyek produksi rudal pertahanan udara melibatkan sejumlah perusahaan industri pertahanan. Beberapa di antaranya LIG Nex1 Co., Hanwha Aerospace Co. Dan Hanwha Systems Co.

Halaman berikutnya

Tak hanya itu, hingga tahun 2028, pemerintah Korea Selatan disebut-sebut mengeluarkan anggaran sebesar USD 329 juta atau setara Rp 5,4 triliun untuk mengembangkan senjata tersebut.

Halaman berikutnya



Sumber