Selasa, 21 Januari 2025 – 10:12 WIB
Jakarta – Sampah plastik yang kerap menjadi permasalahan lingkungan kini menjadi sumber pendapatan sekelompok ibu-ibu asal Makassar. Di bawah kepemimpinan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dalam program PNM Mekaar, mereka mampu mengubah sampah menjadi produk kreatif yang bernilai ekonomi tinggi.
Baca juga:
Klien PNM Mekaar yang kini membuka lapangan kerja ini sebelumnya hanya berpenghasilan Rp 300.000 per bulan
Upaya para ibu ini tidak hanya bertujuan untuk menjaga lingkungan, namun juga meningkatkan kesejahteraan keluarga. Dari inisiatif kecil yang dimulai oleh Salbiawati Salim melalui Bank Sampah, tim ini telah berkembang menjadi kelompok usaha kreatif.
Saat ini sudah ada 23 anggota yang bergabung dan mengolah sampah seperti kaca bekas menjadi kerajinan tangan. Melalui pertemuan mingguan, mereka berbagi pengalaman dan cara mengatasi kendala bisnis.
Baca juga:
Menteri Maman mengungkapkan peran PMN AO dalam meningkatkan pengembangan UMKM
“Kami ingin melakukan sesuatu tanpa dukungan dana, jadi kami terhalang. Makanya banyak perubahan yang terjadi setelah Mekaar 2019,” kata Ketua Kelompok Salbiawati dalam siaran persnya, Selasa, 21 Januari 2025.
Baca juga:
PNM Mekaar bantu 400.000 perempuan kurang mampu di TPST Bantar Gebang
Sebagai nasabah PNM Mekaar, kelompok ini menerima pinjaman yang aman dan legal sehingga mereka dapat mengembangkan usahanya. Salbiawati juga menjelaskan bahwa kehadiran program ini telah membantu mereka dalam berinovasi.
“Dulu saya hanya membuat pot bunga dari botol dengan tangan. Berkat Mekaar, saya membeli mesin jahit dan usaha saya menjadi lebih beragam dan membuka toko kelontong sederhana,” ujarnya.
Inisiatif ini bahkan menarik perhatian Wakil Menteri UMKM Helvi Moraza yang langsung menyikapi klasterisasi pabrik pengolahan sampah plastik di Makassar. “Senang sekali masih ada ibu-ibu yang peduli lingkungan sekaligus menciptakan produk wirausaha untuk menghidupi keluarganya,” kata Helvi.
Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengatakan program klasterisasi usaha ini bertujuan untuk melahirkan wirausahawan yang kreatif, inovatif dan peduli terhadap lingkungan. “Kami tidak hanya memberikan pendanaan, tetapi kami juga memberikan dukungan melalui program klasterisasi usaha berdasarkan kebutuhan lokal,” kata Arief.
Melalui kolaborasi dan inovasi, PNM berkomitmen mendukung pengembangan usaha ramah lingkungan. Program ini juga sejalan dengan visi Kementerian BUMN yang memberikan dampak positif berkelanjutan bagi masyarakat.
“Mereka banyak berkolaborasi dengan berbagai pihak. Ini merupakan bagian dari kontribusi PNM dalam melahirkan wirausaha yang kreatif, inovatif, dan peduli lingkungan,” pungkas Arief.
Halaman berikutnya
Inisiatif ini bahkan menarik perhatian Wakil Menteri UMKM Helvi Moraza yang langsung menyikapi klasterisasi pabrik pengolahan sampah plastik di Makassar. “Senang sekali masih ada ibu-ibu yang peduli lingkungan sekaligus menciptakan produk wirausaha untuk menghidupi keluarganya,” kata Helvi.