Selasa, 21 Januari 2025 – 11:33 WIB
Gan, VIVA – Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Agam mengungkapkan, 75 ton ikan hasil budidaya petani Keramba Jaring Apung (KJA) Danau Maninjau mati dalam beberapa hari terakhir.
Baca juga:
Pelantikannya tergeser karena cuaca ekstrem, Trump: Saya tidak ingin ada yang terluka
Rata-rata ikan nila mati sebanyak 75 ton disebar di beberapa keramba jaring apung di Kecamatan Nagari Tanjung Sani, Tanjung Raya dan Jorong Lubuak Aniya, Banda Tangah dan Lubuak Kandang.
Roswa Deswira, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Agam, menjelaskan pembunuhan massal ikan ini merupakan fenomena yang berulang karena faktor cuaca.
Baca juga:
Seekor ikan dalam keramba apung seberat 75 ton mati di Danau Maninjau
Kematian ikan ini disebabkan oleh angin kencang sejak Minggu lalu yang menyebabkan air dari dasar danau kembali ke permukaan, kata Roswa dalam keterangan resmi, Selasa, 21 Januari 2025.
Baca juga:
Ketinggian air sungai mulai naik, BPBD mengingatkan kemungkinan bencana hidrometeorologi basah di lima puluh kota
Keadaan tersebut, kata Roswa Deswira, disebabkan rendahnya kadar oksigen di Danau Maninjau, sehingga ikan-ikan di KJA kekurangan oksigen dan mati.
“Kami sudah meminta para peternak untuk tidak membuang bangkai ikan ke danau agar Danau Maninjau tidak tercemar,” ujarnya.
Roswa menambahkan, pada 21 November 2024, pihaknya telah mengeluarkan surat edaran tentang berbagai upaya mitigasi untuk mencegah prakiraan cuaca ekstrem, termasuk kematian ikan di KJA.
“Kami sebelumnya sudah mengeluarkan surat edaran kepada Wali Nagari dan Bupati Tanjung Raya,” ujarnya.
Halaman berikutnya
Roswa menambahkan, pada 21 November 2024, pihaknya telah mengeluarkan surat edaran tentang berbagai upaya mitigasi untuk mencegah prakiraan cuaca ekstrem, termasuk kematian ikan di KJA.