Selasa, 21 Januari 2025 – 18:23 WIB
Jakarta – Anindya Bakrie, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia, yang saat ini menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO) PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), mengatakan Indonesia harus menjadi bagian dari ekosistem rantai pasokan kendaraan listrik (EV) global. , karena dia punya kemauan dan modal nyata untuk berkontribusi pada dunia. Hal itu disampaikannya saat menjadi salah satu panelis World Economic Forum (WEF) 2025 dalam sesi panel bertema “”Memperbaiki rantai pasokan EV“.
Baca juga:
Anindya Bakrie di World Economic Forum promosikan peluang investasi di RI
Anindya juga telah mengeluarkan banyak modal dari Indonesia untuk memanfaatkan ekosistem rantai pasokan kendaraan listrik global. Dengan potensi bawah tanahnya, Indonesia memiliki mineral penting seperti nikel, yang menyumbang 22% dari pasokan nikel global. Sementara itu, Indonesia berada di peringkat lima besar untuk komoditas seperti timah, tembaga, dan bauksit.
“Dan di atas permukaan tanah, kita mempunyai potensi sumber energi terbarukan seperti panas bumi, air, matahari, angin,” kata Anin dalam World Economic Forum di Davos, Swiss, 21 Januari 2025.
Baca juga:
Prabowo ingin memberikan proyek infrastruktur kepada sektor swasta, kata Ketua Kadin
Dengan modal dan kesiapan tersebut, Anin memastikan pemerintah Indonesia berencana memasang sumber listrik sebesar 100 Gigawatt (GW), yang 75 persennya akan berasal dari energi terbarukan. Dukungan lain yang bisa dibanggakan Indonesia adalah keanekaragaman hayati yang dimiliki, mulai dari hutan, lahan gambut, mangrove, karang, serta potensi penyerapan karbon hingga 500 Gigaton (GT).
Baca juga:
Airlangga: Pemerintah bersyukur Kadin bersatu dan kompak
“Dan sampai batas tertentu, kita bisa melakukan hal tersebut untuk mendanai banyak inisiatif hilir,” kata Anindya.
Selain itu, jumlah penduduk di kawasan Asia Tenggara yang mencapai 800 juta jiwa, dimana sekitar 285 juta jiwa merupakan penduduk Indonesia, merupakan potensi pasar yang sangat besar untuk dimanfaatkan.
Oleh karena itu, Anindya mencatat, untuk memanfaatkan potensi pasar yang begitu besar, Indonesia ingin memproduksi lebih dari sekedar material baterai kendaraan listrik untuk rantai pasokan global. Namun, Indonesia juga ingin memfokuskan upaya untuk memproduksinya sebagai produk jadi.
“Bayangkan kita punya konsep membangun bahan baterai menggunakan energi ramah lingkungan sekaligus mengendalikan emisi karbon, dan Indonesia bisa melakukannya. Banyak perusahaan di Indonesia yang sudah memasok tidak hanya ke China, tapi juga ke Eropa, seperti Volkswagen atau Amerika. , dengan Ford,” kata Anindya.
“Makanya menurut saya Indonesia terbuka untuk dunia usaha. Kita ingin sampaikan dalam diskusi ini bahwa kita adalah pemberi peluang yang setara, dan menurut saya itulah yang menarik,” ujarnya.
Halaman berikutnya
Oleh karena itu, Anindya mencatat, untuk memanfaatkan potensi pasar yang begitu besar, Indonesia ingin memproduksi lebih dari sekedar material baterai kendaraan listrik untuk rantai pasokan global. Namun, Indonesia juga ingin memfokuskan upaya untuk memproduksinya sebagai produk jadi.