Densus menjelaskan peran 8 tersangka NII yang ditangkap di beberapa wilayah Indonesia

Kamis, 21 November 2024 – 20.50 WIB

Jakarta — Delapan terduga teroris yang tergabung dalam kelompok Negara Islam Indonesia (NII) ditangkap Pasukan Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri di beberapa wilayah Indonesia. Hal itu dibenarkan Kompol Aswin Siregar selaku perwakilan Densus 88, satuan antiteror Polri.

Baca juga:

Organisasi pers menyebutkan banyak jurnalis di Gaza yang sengaja dibunuh oleh Israel

“Operasi penegakan hukum telah dilakukan terhadap delapan tersangka anggota kelompok Negara Islam Indonesia (NII) di beberapa wilayah Indonesia,” ujarnya, Kamis, 21 November 2024.

Oleh karena itu, ada NAA, JN, ER, IS, SW, DYT, MA dan SY. Mereka ditangkap pada Selasa, 19 November 2024. Peran mereka berbeda. Pertama, untuk tersangka berinisial NAA merupakan Komandan Divisi (KJ) Komando Perang Daerah Besar (KPWB) III Sumatera.

Baca juga:

Kapolri menyebutkan, 181 teroris akan ditangkap sepanjang 2023-2024.

NAA mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan di Sumatera Barat sebagai persiapan menghadapi pasukan “militer” dan HUT NII. Aswin mengatakan NAA juga terlibat dalam kegiatan Askar (pasukan) di Sumbar. “Menjabat sebagai Sekretaris Kepala Staf (KJ) Komando Perang Daerah Besar (KPWB),” kata Aswin.

Gambar borgol untuk penjahat.

Baca juga:

Para pengamat mengatakan Israel akan mendapat lebih banyak dukungan dari Trump

Kemudian tersangka kedua JN, Komandan Kompas B Imam Bonjol Fraksi MYT. Lalu, tersangka ER merupakan bendahara kelompok NII MYT Kompas B Imam Bonjol. Beliau mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan persiapan Askari (militer) dan NII Milad yang diselenggarakan di Sumatera Barat.

Menyusul aktivitas Askar (pasukan) di Sumbar. Ditangkap di Jorong Lundang, Kenagarian Penampung, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, katanya.

Berikutnya, ISIS mencurigai Sekretaris Komando Perang Daerah (Kompas) NII Sumbar. IS mengikuti kegiatan trip misi dan sosialisasi program NII 2024 markas Komando Perang Daerah (Kompas) NII Sumbar. Lalu SW di peringkat kelima. Ia pernah menghadiri Jubilee NII KPWB Sumatera, mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan prajurit (pasukan), serta peringatan hari lahirnya NII.

Kemudian kelompok terduga DYT NII berasal dari Fraksi MYT dan menjabat sebagai Kepala Staf KPWB 3 (Komando Perang Daerah Besar 3) Sumatera Raya. DYT pernah mengikuti kegiatan pelatihan prajurit Idad di Sumatera Barat.

Tersangka ketujuh, MA, juga merupakan anggota Fraksi MYT kelompok NII dan menjabat sebagai Komandan KPWB 3 (Komando Perang Wilayah Besar 3) Sumatera Raya. Ia pernah mengikuti pelatihan tentara Idad di Sumatera Barat. Sedangkan yang terakhir adalah SY yang merupakan Imam Fraksi MYT NII dan Ketua Komando Perang Seluruh Indonesia (KPSI).

Menurut Aswin, SY melakukan kegiatan di Sumbar dalam rangka persiapan HUT TNI/Prajurit dan NII serta aktif meneliti dan membina komunitas NII di Pulau Jawa dan Sumbar

Menurut dia, penangkapan mereka menunjukkan kelompok teroris secara sistematis berupaya melakukan indoktrinasi dan menanamkan pemikiran salah di masyarakat sehingga masyarakat dituntut untuk waspada dan mengatur keadaan.

Berencana membeli senjata untuk memperkuat organisasi NII untuk persiapan Jihad Qital (perang fisik), kata Aswin.

Selain itu, kata dia, kelompok teroris atau radikal akan terus berusaha mempengaruhi masyarakat dan ide-ide radikal melalui aktivitasnya. Menurut dia, penangkapan ini menunjukkan kelompok teroris secara sistematis berusaha mengumpulkan barisannya dan menanamkan kesalahpahaman di masyarakat.

“Untuk melindungi diri sendiri, keluarga, dan lingkungan hidup, apabila ditemukan adanya gagasan-gagasan yang tidak sesuai dengan ideologi negara, laporkan kepada pihak yang berwajib.

Halaman berikutnya

Tersangka ketujuh, MA, juga merupakan anggota Fraksi MYT kelompok NII dan menjabat sebagai Komandan KPWB 3 (Komando Perang Wilayah Besar 3) Sumatera Raya. Ia pernah mengikuti pelatihan tentara Idad di Sumatera Barat. Sedangkan yang terakhir adalah SY yang merupakan Imam Fraksi MYT NII dan Ketua Komando Perang Seluruh Indonesia (KPSI).

Halaman berikutnya



Sumber