Kamis, 23 Januari 2025 – 00:07 WIB
Jakarta – Generasi Z alias Gen Z akhir-akhir ini banyak menjadi sorotan saat mereka memasuki masa jayanya sebagai penerus generasi milenial. Namun berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2023, generasi Z masih banyak yang menganggur.
Baca juga:
Penganggaran yang kuat, tren pengelolaan keuangan ala Gen Z, menghemat banyak uang
Data BPS menunjukkan 42,62 persen generasi Z di Indonesia yang berusia 15-24 tahun termasuk dalam tingkat pengangguran terbuka (TPT). Selain itu, terdapat 4.303.938 pekerja muda dari 44.495.300 penduduk generasi Z yang tidak bekerja.
Keadaan ini diperparah dengan 20,27 persen diantaranya tidak bersekolah, tidak bekerja, dan tidak mengikuti kegiatan. Fenomena ini tentu menimbulkan pertanyaan, apa yang membuat Gen Z semakin sulit mendapatkan pekerjaan?
Baca juga:
Menurut penelitian, Generasi Z dan Milenial rela menghabiskan uang per tahunnya untuk minum kopi sama banyaknya dengan hobi!
Menurut Forbes, ada beberapa tantangan besar dalam mendapatkan pekerjaan bagi Gen Z. Mulai dari persaingan dengan teknologi seperti AI, stigma hingga Gen Z, ketidakpastian ekonomi. Berikut penjelasan lengkapnya, dirangkum per Rabu 22 Januari 2025.
Baca juga:
Studi Viral Tunjukkan 75% Gaji Generasi Z Dibelanjakan untuk Makanan: Mereka Tak Mampu Beli Rumah
1. Persaingan dengan teknologi AI
Kemajuan teknologi seperti kecerdasan buatan telah menggantikan banyak pekerjaan tingkat pemula. Banyak perusahaan menggunakan kecerdasan buatan untuk tugas-tugas sehari-hari yang dulunya merupakan langkah pertama dalam mendapatkan pengalaman bagi pekerja muda. Hal ini memaksa Generasi Z untuk beradaptasi dengan mempelajari keterampilan baru agar tetap relevan di pasar kerja.
2. Stigma terhadap Generasi Z
Kebanyakan pengusaha mempunyai pandangan negatif terhadap etos kerja Gen Z. Faktanya, generasi ini lebih menyukai lingkungan kerja yang menghargai keberagaman dan memiliki tujuan sosial.
3. Ketidakpastian perekonomian
Inflasi, kenaikan biaya hidup, dan tingginya tingkat utang menciptakan tantangan keuangan bagi Gen Z. Banyak dari mereka khawatir akan masa depan mereka, meskipun mereka berharap bisa mendapatkan pekerjaan.
4. Kurangnya lowongan entry-level
Perusahaan mengurangi perekrutan pekerja tingkat pemula dan fokus pada pengembangan internal atau penggunaan teknologi untuk efisiensi. Akibatnya peluang lulusan baru semakin mengecil.
5. Harapkan fleksibilitas kerja
Gen Z tumbuh dengan teknologi yang mendukung fleksibilitas dalam banyak aspek kehidupan. Sayangnya, tidak semua perusahaan bisa memberikan sistem kerja yang fleksibel, sehingga seringkali berdampak pada menurunnya loyalitas karyawan muda.
6. Sistem operasi yang ketinggalan jaman
Banyak perusahaan yang masih menggunakan sistem kerja tradisional yang tidak efektif. Hal ini bertentangan dengan ekspektasi Generasi Z yang terbiasa dengan teknologi canggih. Hal ini menghalangi mereka untuk memberikan kontribusi terbaiknya.
Oleh karena itu, generasi Z sulit mendapatkan pekerjaan. Bagaimana menurutmu?
Halaman berikutnya
2. Stigma terhadap Generasi Z