Kepala Bagian Publisitas: Anggota polisi yang tidak netral dalam pilkada akan ditindak tegas

Jumat, 27 September 2024 – 00:26 WIB

Jakarta, VIVA – Kepala Divisi Profesi dan Keamanan Polri (Kadiv Propam), Irjen Abdul Karim menegaskan, komitmen netralitas Polri dalam pemilu merupakan persoalan yang sangat serius. Terutama, pada saat pilkada serentak yang akan digelar.

Baca juga:

Bobby Nasuan serang Edi Rahmani, sebut Rp 50 triliun di Sumut sepertinya tidak ada apa-apanya

Dia memastikan, siapa pun anggota yang tidak netral akan mendapat tindakan tegas dari lembaga.

“Kami punya aturan dan kode etik yang jelas di kepolisian. Jika terbukti anggotanya tidak netral, maka sanksinya akan diterapkan sesuai aturan yang berlaku. Di lingkungan kita, sanksi itu terbagi dalam tiga kategori: ringan , sedang dan berat,” kata Karim dalam acara di Auditorium STIK-PTIK, Jakarta Selatan, Kamis, 26 September 2024.

Baca juga:

Polisi diperiksa Propam terkait 7 jenazah di Kali Bekasi

Karim menjelaskan, tergantung jenis pelanggaran yang dilakukan, hukumannya bisa bermacam-macam, mulai dari penempatan khusus (patsus) hingga hukuman disiplin yang lebih berat.

Baca juga:

Untuk melengkapi strategi kemenangan pemilunya, Mardiono bersaing dengan daerah pemilihan daerah Mukerville milik PPP di Kalimantan Barat.

Tentu saja, keputusan pemberian sanksi akan tergantung pada tingkat pelanggarannya. Setiap kasus akan dibahas dalam forum kode etik, yang kemudian akan diambil keputusan mengenai hukumannya, kata jenderal bintang dua itu.

Acara yang dipandu Divisi Propam Polri ini merupakan rapat koordinasi (rakor) yang dihadiri kurang lebih 500 orang. Dalam rakor yang dipimpinnya, Irjen Abdul Karim menyampaikan harapan dan instruksi kepada seluruh jajaran, khususnya kepada Mabes Divpropam dan berbagai kepala Departemen Propam (Cabid) di Polda, serta Kasubdit Provos, kepala subdirektorat. Direktorat Vakprov dan Kasubdit Paminal tingkat kepolisian.

Harapan yang disampaikan bertujuan untuk menyelaraskan pemahaman pengurus terhadap kebijakan agar dapat dipahami dengan baik dan dilaksanakan di tingkat kepolisian daerah.

“Kita perlu memastikan seluruh anggota memahami kebijakan ini dan menerapkannya di lapangan,” tegas Karim.

Selain itu, dalam rangka Pilkada, ia mengingatkan agar beberapa anggota Polri yang keluar dari Korps Bhayangkara dan kini mengikuti Pilkada agar berhati-hati dan tidak menyebut nama institusi Polri dalam kampanyenya.

“Nah, ini yang menjadi perhatian khusus. Ketua Propam di lapangan harus tegas dan tidak ragu-ragu dalam mengambil keputusan ketika menghadapi permasalahan terkait anggota. Ini penting untuk menjaga integritas lembaga,” ujarnya.

Banyak hal yang dibahas dalam rapat koordinasi ini, namun salah satu yang paling ditekankan adalah kemungkinan pelanggaran yang bisa terjadi saat kampanye Pilkada.

Mengingat situasi yang sulit, Karim menekankan pentingnya pengawasan ketat untuk menjaga netralitas Polri.

Halaman berikutnya

Harapan yang disampaikan bertujuan untuk menyelaraskan pemahaman pengurus terhadap kebijakan agar dapat dipahami dengan baik dan dilaksanakan di tingkat kepolisian daerah.

Halaman berikutnya



Sumber