Peneliti BRIN Masuk 2% Ilmuwan Terbaik Dunia, DPR: SDM Indonesia Mampu Bersaing

Jumat, 27 September 2024 – 05:18 WIB

Jakarta, VIVA – Kabar membanggakan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), sembilan penelitinya masuk dalam daftar 2% ilmuwan terbaik dunia versi Stanford University. Capaian tersebut menarik perhatian DPR RI karena bukti penelitian Indonesia dianggap diakui di tingkat global.

Baca juga:

Rahasia Asal Usul COVID-19 Terungkap, Ini Temuan Para Ilmuwan

“Capaian ini menunjukkan bahwa hasil penelitian para ilmuwan BRIN mempunyai dampak yang signifikan dan diakui dunia. Pencapaian ini kita apresiasi,” kata Anggota Komisi VII DPR RI Abdul Kadir Karding, Kamis 26 September 2024.

Carding mengatakan, prestasi sembilan peneliti BRIN ini dapat menjadi motivasi bagi peneliti lain di Tanah Air untuk terus melanjutkan kualitas penelitiannya.

Baca juga:

13 peneliti UI akan menjadi salah satu dari 2% ilmuwan dunia pada tahun 2024

“Keberhasilan ini menunjukkan BRIN berhasil menciptakan ekosistem penelitian yang baik hingga mendapat pengakuan internasional,” kata Carding.

Abdul Kadir Karding, anggota komisi VII DPR

Baca juga:

Bahtera Nuh siap dibangun, lokasinya jauh

Pemeringkatan Cendekiawan Dunia yang diterbitkan oleh Universitas Stanford dan diterbitkan oleh Elsevier pada 16 September 2024 didasarkan pada pemeringkatan yang menggunakan sistem metrik untuk mengukur pengaruh ilmiah. Hal ini mencakup jumlah publikasi, sitasi, dan dampak jangka panjang atas karya ilmiah yang dihasilkan para peneliti di berbagai bidang.

100.000 ilmuwan teratas di 174 subbidang sains berdasarkan nilai tertinggi dan persentil 2% diperbarui dengan data kutipan hingga akhir tahun 2023. Kategori ini memberikan penghargaan kepada sembilan peneliti BRIN di berbagai bidang, termasuk geokimia, biologi kelautan, kecerdasan buatan, dan kedokteran.

Carding mengatakan, keberhasilan 9 peneliti BRIN mencapai jajaran elit harus dibarengi dengan perbaikan kondisi para peneliti atau peneliti di Indonesia. Hal itu dikatakannya karena sumber daya manusia atau SDM mampu bersaing secara global.

“SDM Indonesia mampu bersaing di kancah internasional, sehingga harus didukung oleh negara, termasuk peningkatan fasilitas dan biaya penelitian,” kata anggota DPRD dari Daerah Pemilihan VI Jawa Tengah ini.

Selain itu, ia mengatakan ada beberapa bidang penelitian yang perlu mendapat perhatian lebih ke depan. Mulai dari perkembangan teknologi baru seperti kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT) dan teknologi ramah lingkungan.

“Penelitian di bidang kesehatan, termasuk pemberantasan penyakit menular, penyakit kronis, dan teknologi kedokteran juga sangat penting untuk pembangunan. “Karena hasil penelitian ini dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan menjadi upaya menghadapi tantangan kesehatan global,” kata Carding.

Kemudian, beliau juga menyebutkan bahwa inovasi dan penelitian di berbagai sektor sangat penting bagi kemajuan masyarakat Indonesia. Carding mengatakan penelitian yang dilakukan para peneliti dapat mendorong inovasi dan meningkatkan daya saing Indonesia di dunia internasional.

“Mengingat tantangan perubahan iklim dan degradasi lingkungan, penelitian yang berfokus pada keberlanjutan, konservasi, dan teknologi ramah lingkungan sangat diperlukan untuk melindungi alam dan mendukung pembangunan berkelanjutan,” kata Carding.

Nama-nama 9 peneliti BRIN yang masuk dalam daftar 2% ilmuwan terbaik dunia versi Stanford adalah:

1. Prof. dr. Danny Hillman Natavidjaja adalah pakar utama penelitian kebencanaan BRIN.
2. Dokter. Ratih Pangestuti merupakan peneliti utama BRIN di bidang teknologi dan pengolahan pangan.
3. Prof. Mohammad Reza Cordova adalah pakar utama oseanografi BRIN.
4. Dokter. rer. Nat. Andriy Frediansya merupakan peneliti utama BRIN di bidang teknologi dan pengolahan pangan.
5. Prof. Ahmed Najib Burhani adalah Profesor Riset, Peneliti Senior dan Kepala Organisasi Penelitian Humaniora BRIN.
6. Rezzi Eko Karaka, S.SI., M.Sc(RE), Ph.D., adalah peneliti ahli muda di Pusat Penelitian Data dan Ilmu Informasi BRIN.
7. Dr. Zulvikar Syambani Ulhaq, PhD, adalah peneliti ahli muda di Pusat Penelitian Kedokteran Klinis dan Klinis BRIN.
8. Muhammad Adli Rahandi Lubis, S. Khut., Doktor Ilmu Pengetahuan, adalah peneliti ahli utama pada pusat penelitian Biomassa dan Bioproduk BRIN.
9. Dokter. Agung Dwi Laksono merupakan peneliti utama BRIN di bidang pusat penelitian kesehatan masyarakat.

Halaman berikutnya

“SDM Indonesia mampu bersaing di kancah internasional, sehingga harus didukung oleh negara, termasuk peningkatan fasilitas dan biaya penelitian,” kata anggota DPRD dari Daerah Pemilihan VI Jawa Tengah ini.

Hasil sementara Indonesia U20 vs Timor Leste: Jens Raven membuka skor



Sumber