Kerta Gosa menjadi destinasi favorit wisatawan mancanegara di Bali Timur dengan kunjungan wisatawan mencapai 750 orang per hari.

Jumat, 22 November 2024 – 04:30 WIB

Bali, PANJANG HIDUP – Desa wisata Kertha Gosa menjadi destinasi favorit wisatawan mancanegara di kawasan timur Bali. Terletak di jantung kota Semarapura, Kabupaten Klungkung, Kertha Gosa merupakan kompleks bangunan peninggalan atau balai sidang dari Keraton Semarapura.

Baca juga:

Ratusan pendukung dua calon gubernur – Kawagub Bali tanpa KTP dibiarkan di luar gedung debat

Kerta Gosa yang beratap ijuk ini memiliki 3 situs peninggalan budaya zaman Keraton Semarapura, yakni Pendopo Kerta Gosa, Pendopo Kembang berbentuk persegi panjang dengan Kolam Taman Giri, dan Gerbang Keraton.

Di sebelah barat terdapat bangunan bergaya Eropa yaitu Museum Semarapura yang dulunya merupakan bangunan sekolah Belanda.

Baca juga:

Debat calon gubernur Bali malam ini akan fokus pada masyarakat marginal dan lapangan kerja.

Pelancong asal Perancis Suarsana menjelaskan, Balay Kerta Gosa merupakan tempat raja Semarapura berdiskusi mengenai keamanan dan keadilan kerajaan.

“Balai Kertha Gosa merupakan tempat sidang istana pada masa kerajaan,” jelas Suarsana, di kawasan Desa Wisata Kertha Gosa, Kabupaten Klungkung, Bali, Rabu, 20 November 2024.

Baca juga:

Komedian Marshall Vidianto bersumpah akan mencukur rambutnya jika Mulia-PAS menang di Pilgub Bali 2024

Langit-langit atap Balai Kertha Gosa dan Balai Kembang berbentuk lukisan tradisional dengan corak wayang Kamasan.

Menurutnya, simbol-simbol pada lukisan di langit-langit Balay Kembang juga menjelaskan makna kelahiran manusia.

“Kalau menurut penanggalan Bali misalnya Umanis, Paing, Pon, Wage, Kliwon. Misalnya orang lahir di Umanis yang lambangnya berupa anjing atau pohon jadi lambang di sini,” jelasnya.

“Di sinilah biasanya tempat upacara yadnya rakyat saat Raja Klungkung hadir,” imbuhnya.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Klungkung Ni Made Sulistiawati mengatakan, banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung ke tempat wisata Kerta Gosa.

“Rata-rata jumlah kunjungan per hari mencapai 500-750 orang,” kata Made Sulistiawati, petugas retribusi wisatawan asing (PWA) Dinas Pariwisata Bali dan saat peninjauan.

Sulistiawati mencatat, para profesional pariwisata telah diberikan pemahaman tentang cara mengkomunikasikan peraturan tentang biaya turis asing.

“Melalui petugas tol di Kerta Gosa, kami selalu menyampaikan syarat pembayaran PWA bagi wisatawan asing yang selalu disampaikan oleh petugas kami,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Daerah Bali, Kokorda Bagus Pemayun mengatakan, jumlah wisman yang diperiksa secara acak di Desa Wisata Kertha Gosa sebanyak 36 orang.

Menurut data yang tersedia, lebih dari 90% telah melakukan pembayaran PWA melalui aplikasi. Mereka sudah memiliki voucher pembayaran.

Diketahui 7 wisatawan asing belum membayar PWA dan disarankan membayar langsung di tempat tujuan melalui aplikasi Lovebali. Dari tujuh wisman non-bayar tersebut, 5 orang berdomisili di kawasan Ubud dan 2 orang tinggal di private villa di Sanur, Denpasar.

“Kami menghimbau bagi yang belum membayar agar membayar melalui aplikasi Lovebali. Bagi yang sudah membayar harus menunjukkan barcode untuk kami verifikasi,” kata Kok Bagus.

Fakta lain yang terungkap dalam pemeriksaan adalah sejumlah pemandu tidak mengetahui bahwa tamu yang dibawanya telah melakukan pembayaran dengan bukti voucher Retribusi.

Halaman berikutnya

“Kalau menurut penanggalan Bali, misalnya Umanis, Paing, Pon, Wage, Kliwon. Misalnya orang lahir di Umanis, yang simbolnya berupa anjing atau pohon, jadi simbol di sini,” jelasnya.



Sumber