Sabtu, 28 September 2024 – 09:37 WIB
Beirut, VIVA – Pada Jumat (27/9/2024) waktu setempat, tentara Israel melancarkan gelombang serangan udara di selatan Beirut, ibu kota Lebanon, dengan sasaran markas Hizbullah.
Baca juga:
Jelang hari raya Yahudi, Israel melarang warganya bepergian dari 15 negara tersebut
Serangan tersebut menyebabkan kepulan asap tebal membubung dan beberapa bangunan di kawasan padat penduduk hancur.
Sumber Hizbullah, dilansir surat kabar The New Arab, Sabtu (28/9/2024), menyebutkan serangan tersebut menghancurkan enam bangunan, menewaskan dua orang, dan melukai 76 lainnya.
Baca juga:
Israel terima bantuan militer Rp 131,5 triliun dari AS, berikut rinciannya
Juru bicara militer Israel Daniel Hagari membenarkan bahwa sasaran serangan itu adalah “markas Hizbullah”.
Baca juga:
Dewan Eropa: Keamanan Israel akan terus berlanjut jika negara Palestina didirikan
Media Israel mengklaim pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah menjadi sasaran serangan tersebut, meskipun sumber yang dekat dengan Hizbullah mengatakan dia “baik-baik saja.” Namun tentara Israel mengklaim bahwa Nasrullah mungkin terbunuh.
Hizbullah membantah laporan Israel dan bersikeras bahwa klaim tersebut “tidak benar”. Nasrullah, yang memiliki status keagamaan di antara para pendukungnya, telah hidup dalam persembunyian sejak perang melawan Israel tahun 2006 dan menghindari ancaman pembunuhan.
Serangan itu terjadi setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berpidato di Majelis Umum PBB dan bersumpah untuk melanjutkan perang melawan Hizbullah.
“Selama Hizbullah memilih untuk berperang, Israel tidak punya pilihan lain, dan Israel berhak menghilangkan ancaman ini dan memulangkan warga kami ke rumah mereka dengan selamat,” kata Netanyahu.
Israel menyerang markas besar pemimpin Hizbullah di Beirut
Hari ini, Israel melancarkan serangan udara yang mengerikan di wilayah Dahiya, yang terletak di selatan ibu kota Lebanon, Beirut.
VIVA.co.id
28 September 2024