LSI Denny JA: Rapor Biru 10 Tahun Jokowi untuk Indeks Kemajuan Sosial

Jakarta, VIVA – Pendiri Lingkaran Riset Indonesia (LSI) Denny JA menilai keberhasilan Jokowi dalam 10 tahun menjabat presiden Indonesia berdasarkan Indeks Kemajuan Sosial (SPI).

Baca juga:

Jokowi memuji MotoGP Mandalika yang mempekerjakan ribuan pekerja lokal

Indeks ini diukur oleh organisasi kemajuan sosial nirlaba yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia dengan memberikan pengukuran komprehensif terhadap kinerja sosial suatu negara.

Lembaga ini sangat handal dan telah menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga ternama seperti Deloitte dan World Economic Forum.

Baca juga:

Jokowi Bentuk Holding UMi, 36,1 Juta Usaha Kecil Jadi Pelanggan Hingga UKM Naik Kelas

SPI mengukur kemajuan sosial, termasuk berbagai indikator seperti kebutuhan dasar manusia, kesejahteraan dan peluang.

SPI pertama kali diukur pada tahun 2014 di 163 negara, memberikan perspektif non-ekonomi yang penting dalam menilai kemajuan suatu negara.

Baca juga:

10 tahun kepemimpinan Jokowi telah membangun 72 persen jalan tol RI

LSI Denny JA mengolah data indeks ini sebagai bagian dari program lanjutannya dan mengukur kinerja presiden di akhir masa jabatannya.

“Ada tujuh indeks global yang diolah LSI Denny JA. Presiden Indonesia selanjutnya juga akan diukur dengan parameter yang sama,” kata Denny JA dalam keterangan tertulisnya, Senin, 30 September 2024.

Salah satu indikator penting yang menghasilkan rapor biru bagi Jokowi adalah Indeks Kemajuan Sosial (SPI).

Pada tahun 2014, indeks ini menunjukkan Indonesia dengan 61,65 poin dan menduduki peringkat 92 dunia. Sedangkan pada tahun 2023 skornya mencapai 67,22 dan ratingnya mencapai 80.

Peningkatan ini menunjukkan peningkatan kesejahteraan masyarakat pada masa kepemimpinan Jokowi, ujarnya.

Denny JA juga menjelaskan mengapa Indeks Kemajuan Sosial (SPI) penting. Menurutnya, Indeks Kemajuan Sosial (SPI) merupakan alat yang menilai kesejahteraan sosial di luar indikator ekonomi seperti Produk Domestik Bruto (PDB).

“SPI penting karena menilai seberapa baik suatu negara memenuhi kebutuhan dasar manusia, meningkatkan kesejahteraan, dan menciptakan peluang bagi penduduknya,” ujarnya.

Dengan kata lain, Indeks Kemajuan Sosial (SPI) menggambarkan kualitas hidup masyarakat lebih dari sekedar melihat perkembangan ekonomi.

Lalu bagaimana cara menghitung indeks kemajuan sosial?

Denny menjelaskan Indeks Kemajuan Sosial (SPI) mengukur tiga dimensi dasar, yaitu pertama, kebutuhan dasar manusia yang mencakup akses terhadap air bersih, perumahan yang layak, dan keamanan pribadi.

Kedua, dasar-dasar kesejahteraan, termasuk akses terhadap pendidikan dasar, layanan kesehatan, dan kualitas lingkungan. Ketiga, peluang sosial mengukur apakah individu memiliki kebebasan pribadi dan hak asasi manusia, serta akses terhadap pendidikan tambahan.

“SPI menggunakan skala 0-100, dimana skor 100 mencerminkan masyarakat dengan kondisi sosial yang sangat baik,” ujarnya.

Denny JA mengatakan, setiap dimensi kunci terdiri dari beberapa indikator, seperti angka harapan hidup, akses internet, dan kesetaraan gender.

Peningkatan skor Indonesia dari 61,65 pada tahun 2014 menjadi 67,22 pada tahun 2023, kata Denny, mencerminkan perbaikan pada berbagai indikator perlindungan sosial.

Presiden Jokowi

Presiden Jokowi

Foto:

  • Biro Pers Sekretariat Presiden

Kenaikan peringkat Indonesia dalam Indeks Kemajuan Sosial (SPI) dari posisi 92 menjadi 80 menunjukkan bahwa Indonesia berhasil meningkatkan taraf hidup meski masih terdapat kendala.

Lebih lanjut Denny JA menjelaskan beberapa faktor kunci yang berkontribusi terhadap pertumbuhan tersebut, yaitu pertama, akses terhadap pendidikan.

Program pemerintah seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP) membantu meningkatkan partisipasi pendidikan di kalangan masyarakat miskin.

Kedua, pelayanan kesehatan, dimana program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) memperluas akses terhadap pelayanan kesehatan khususnya bagi masyarakat miskin.

Ketiga, perbaikan infrastruktur sosial, termasuk investasi besar di bidang infrastruktur, seperti pembangunan jalan dan fasilitas umum, peningkatan akses terhadap layanan dasar bagi masyarakat.

Jadi mengapa menggunakan indeks kemajuan sosial sebagai indikator keberhasilan?

Pertama, ukur kualitas hidup berdasarkan PDB. Banyak negara yang mempunyai PDB tinggi namun masih mengalami kesenjangan sosial yang luas. SPI melihat hal-hal di luar perekonomian, seperti pendidikan, kesehatan dan hak asasi manusia, yang sering diabaikan oleh indikator ekonomi tradisional.

Kedua, hal ini mencerminkan dampak kebijakan sosial. SPI menunjukkan bagaimana kebijakan pemerintah mempengaruhi kualitas hidup masyarakat. Kebijakan seperti perluasan asuransi kesehatan dan peningkatan akses terhadap pendidikan tercermin jelas dalam indeks ini.

Ketiga, sebagai sarana melihat perbandingan global. Dengan adanya SPI, kita bisa membandingkan kondisi sosial Indonesia dengan negara-negara lain di dunia. Kenaikan peringkat Indonesia menunjukkan bahwa negara ini semakin hari semakin sejahtera dan setara dengan negara-negara maju di dunia. dalam hal kesejahteraan sosial, ujarnya.

Denny JA juga mengatakan, selama sepuluh tahun pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Jokowi berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai program. Beberapa bidang yang menunjukkan keberhasilan adalah peningkatan kesehatan dan pendidikan.

“Membangun rumah sakit dan sekolah baru serta meningkatkan layanan kesehatan digital,” ujarnya.

Lalu ada perlindungan sosial yaitu Program Keluarga Harapan (PKH) yang memberikan bantuan tunai kepada keluarga miskin untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan dan pendidikan.

Namun, lanjut Denny JA, meski ada peningkatan SPI, namun masih terdapat sejumlah permasalahan yaitu kesenjangan sosial, dimana daerah di luar Pulau Jawa masih tertinggal dalam hal akses terhadap pendidikan dan kesehatan.

Berikutnya persoalan lingkungan hidup. Meski ada perbaikan pada indikator kesejahteraan dasar, namun Indonesia masih menghadapi permasalahan serius terkait kerusakan lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam, ujarnya.

Meski peringkat SPI Indonesia menunjukkan perbaikan, Denny JA mengatakan Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand.

Namun, dibandingkan negara-negara dengan PDB serupa, Indonesia mempunyai kinerja yang sangat baik dalam perlindungan sosial.

Dengan dijelaskannya beberapa indikator, Denny JA juga menyimpulkan bahwa selama 10 tahun pemerintahan Jokowi, Indonesia telah berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ditunjukkan dengan meningkatnya Indeks Kemajuan Sosial.

Menurutnya, SPI mencerminkan pemerintahan Jokowi telah mencapai kemajuan signifikan dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, memperluas akses pendidikan dan kesehatan, serta meningkatkan peluang ekonomi.

Meskipun masih terdapat tantangan yang harus dihadapi, terutama dalam hal kesetaraan dan perlindungan lingkungan hidup, peningkatan peringkat dan skor SPI Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia berada pada jalur yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan sosial.

Berdasarkan SPI, 10 tahun pemerintahan Jokowi bisa dikatakan sukses mengingat masih perlu upaya lebih lanjut untuk mencapai kesetaraan dan keadilan sosial di seluruh Indonesia, ujarnya.

Halaman berikutnya

“Ada tujuh indeks global yang diolah LSI Denny JA. Presiden Indonesia selanjutnya juga akan diukur dengan parameter yang sama,” kata Denny JA dalam keterangan tertulisnya, Senin, 30 September 2024.

Seorang wanita berpura-pura sederhana menggunakan Yamaha Mio, padahal rumahnya tampak seperti istana



Sumber