Kadin untuk mendukung tujuan pembangunan ekonomi pada periode Prabowo-Gibran

Senin, 30 September 2024 – 16:29 WIB

Jakarta, VIVA – Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (wanita), Anindya Novyan Bakri menyatakan, sebagai mitra strategis pemerintah, Kadin siap mendukung tujuan pembangunan ekonomi yang dicanangkan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Baca juga:

Lepas dari jebakan berpendapatan menengah, Anindya yakin Kadin akan dukung pemerintah tumbuhkan ekonomi sebesar 8 persen

Seperti diketahui, mereka optimistis bisa mencapai pertumbuhan ekonomi delapan persen.

Biasanya 5 persen, tapi sebentar lagi bisa lebih dari 6-7 persen, bahkan bertahap menjadi 8 persen. Bisa saja terjadi, kata Bakri di Jakarta.

Baca juga:

Penuh humor dan persahabatan, Ketum Kadin Anindya Bakri disambut Eric Tahir di Kementerian BUMN

Ia menambahkan, “Kalau kita melihat skalanya besar, negara lain pun bisa melakukannya. Selain PDB per kapita, pertumbuhan penduduk juga akan mencapai 325 juta jiwa. Anggaran pemerintah pada tahun 2025 diperkirakan sekitar Rp3.600 triliun. “

Ketua Kadin Indonesia Anindya Bakri saat berada di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bertemu dengan Menko Airlang, Rabu 25 September 2024

Foto:

  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Baca juga:

Anindya Bakri: Kadin siap bermitra dengan pemerintah untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen

Kemudian, pria yang juga CEO Bakrie & Brothers ini menjelaskan, ada lima kunci utama untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen.

Kunci pertama adalah konsumsi berbiaya rendah, dimana dunia usaha dapat memperkuat daya beli masyarakat.

Kedua, pemerintah punya “senjata” untuk memperluas infrastruktur, tidak hanya di bidang konstruksi, tapi juga rumah sakit dan sekolah.

Ketiga, Penanaman Modal Asing (SDI), dimana perusahaan dapat berperan.

“Di sinilah dunia usaha bisa berperan. Bagaimana kita bisa menciptakan lingkungan bisnis dengan supremasi hukum yang baik sehingga masyarakat merasa nyaman datang ke Indonesia. Kalau kita bicara investasi asing langsung, itu bukan hanya untuk 1 atau 2 tahun saja, tapi untuk jangka waktu yang lama. 5, 10, atau bahkan 15 tahun,” ujarnya.

Kunci keempat adalah mengenai investasi berbasis ekspor yang dampaknya terhadap nilai tambah paling kecil.

“Dan yang terakhir adalah mengenai green economy, blue economy, dan digital economy, dimana kita mempunyai hak untuk berbicara dan berperan secara global,” kata Bakri.

Ia juga mencatat bahwa Indonesia telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan selama dua dekade terakhir.

“Dulu kita adalah negara berpendapatan rendah dengan PDB per kapita kurang dari $1.145 (1970-1995). Kini Indonesia telah mencapai puncaknya sebagai negara berpendapatan menengah ke atas dengan PDB per kapita $4.870 (pada tahun 2023). , katanya.

Lebih lanjut, Bakri menyatakan, banyak program pemerintah ke depan yang unggul dan bisa dikerjasamakan, seperti ketahanan energi, ketahanan pangan, ketahanan kesehatan, ketahanan infrastruktur, dan lain-lain.

Oleh karena itu, diperlukan upaya tambahan untuk mencapai ‘Indonesia Golden Age of 2045’. Tahun 2024 merupakan momen penting yang patut kita jadikan batu loncatan untuk menjadi negara berpendapatan tinggi pada tahun 2045,” tutupnya.

Halaman berikutnya

“Di sinilah dunia usaha bisa berperan. Bagaimana kita bisa menciptakan lingkungan bisnis dengan supremasi hukum yang baik sehingga masyarakat merasa nyaman datang ke Indonesia. Kalau kita bicara investasi asing langsung, itu bukan hanya untuk 1 atau 2 tahun saja, tapi untuk jangka waktu yang lama. 5, 10, atau bahkan 15 tahun,” ujarnya.

Halaman berikutnya



Sumber