Pakar: Indonesia masih belum aman dari ancaman terorisme

Jumat, 22 November 2024 – 17.56 WIB

Jakarta – Pakar terorisme Universitas Indonesia (UI) M. Syaukillah mengatakan Indonesia masih belum aman dari ancaman terorisme, meski belum ada serangan teroris terbuka atau nihil serangan teroris di Tanah Air sejak tahun 2023.

Baca juga:

Polisi telah membereskan 619 kasus Judol sejak 5 November 2024, dengan 734 orang ditetapkan sebagai tersangka

Kalau untuk zero teroris, apakah Indonesia benar-benar aman? Saya kira belum karena masih maraknya ideologi teroris atau ideologi yang mendorong seseorang melakukan aksi teroris, kata Syaukillah, Jumat, 22 November 2024.

Menurut dia, penyebaran ideologi tersebut dilakukan oleh kelompok teroris yang masih aktif melakukan konsolidasi dan merekrut anggota baru. Penangkapan 181 terduga teroris dalam kurun waktu 2023 hingga November 2024 yang diungkap Kepolisian Republik Indonesia (Polri) beberapa waktu lalu menjadi bukti nyata keberadaan kelompok teroris tersebut.

Baca juga:

Menko Polkam menyebut ada 97.000 anggota TNI-Polri yang berjudi online.

Penangkapan ini menandakan bahwa kelompok teroris tersebut ada dan aktif berkampanye di media sosial. Penangkapan ini juga menandakan bahwa penyebaran ideologi tersebut mampu menarik anggota baru ke dalam kelompok tersebut, kata kepala penelitian Kajian Terorisme UI. . Program.

Selain itu, Syauqillah, kelompok teroris masih merencanakan aksi teror di Indonesia. Namun, beberapa kali aksi teroris tersebut berhasil dicegah dengan melakukan penangkapan terhadap anggota kelompok teroris tersebut. Misalnya, beberapa waktu lalu di Kota Jakarta dan Malang, Jawa Timur, beberapa teroris yang ingin melakukan aksi teroris ditangkap karena dugaan terorisme.

Baca juga:

Saya kaget melihat Metro Jaya di Pol Dharma Pongrekun yang luar biasa: Perilakunya juga harus prima

“Sebelum terjadinya aksi terorisme bisa dilakukan tindakan preventif. Karena sesuai aturan yang ditetapkan undang-undang, pencegahan sebelum terjadinya aksi terorisme sangat tepat,” kata Syauqillah.

Menurut Syauqillah, salah satu kelompok teroris yang masih aktif di Indonesia dan terus berupaya melakukan aksi teror adalah Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berafiliasi dengan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS). Sejumlah terduga teroris yang ditangkap beberapa waktu lalu terkait dengan kelompok ini.

Penangkapan anggota kelompok teroris ini menunjukkan adanya upaya untuk tampil atau menunjukkan diri. Ketika aksi teroris direncanakan dan kemudian dicegah, berarti kelompok ini masih diperkuat, kata Syauqilla.

Untuk menyikapi dinamika kelompok teroris di Indonesia dan memprediksi perkembangan kelompok tersebut, Syauqillah mempertimbangkan organisasi seperti Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Pasukan Khusus 88 Anti Terorisme (Densus 88) Polri yang menangani masalah tersebut. penghapusan terorisme. sinergi tersebut perlu terus diperkuat.

“BNPT merupakan garda depan pemberantasan terorisme yang mempunyai peran strategis. Sekaligus Densus 88 merupakan lembaga penegak hukum dalam rangka operasional pemberantasan terorisme. Sinergitas keduanya harus tetap dijaga. terorisme juga. “Kami akan terus bekerja sama,” kata Syauqillah.

Selain itu, Syaukillah menambahkan, upaya juga harus dilakukan untuk mengedukasi masyarakat untuk mencegah berkembangnya terorisme. “Kalau melihat aksi terorisme yang terjadi, berakar dari intoleransi. Artinya ada pihak yang menganggap keyakinannya paling benar dan ada pula yang salah. Benih-benih ini muncul di masyarakat. “Harusnya dihilangkan. dengan pendekatan dan penalaran yang baik,” tuturnya.

Mantan Kapolri Jenderal Paul. Listyo Sigit Prabovo mengatakan Polri menangkap 181 tersangka kasus terorisme sepanjang 2023 hingga 13 November 2024. Karena presiden sudah memerintahkan untuk tidak melakukan ledakan, sekecil apapun atau yang biasa kita sebut zero strike, ujarnya. Kapolri menghadiri acara HUT Korps Brimob Polri ke-79 di Depok, Jawa Barat, Kamis, 14 November 2024.

Halaman berikutnya

Penangkapan anggota kelompok teroris ini menunjukkan adanya upaya untuk tampil atau menunjukkan diri. Ketika aksi teroris direncanakan dan kemudian dicegah, berarti kelompok ini masih diperkuat, kata Syauqilla.



Sumber